Nampaknya, faktor usia tak menghalangi seseorang untuk mendalami pendidikan. Sebagaimana diketahui, pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Dengan berpendidikan, seseorang akan punya wawasan luas.
Hal ini pun terjadi pada kakek berusia 100 tahun bernama Bholaram Das. Meski usianya sudah sangat tua, Das masih memiliki tekad kuat untuk memperdalam ilmu. Saat ini, ia kembali ke bangku kuliah untuk belajar di sana. Das mengambil program doktor di negara bagian Assam di kawasan timur laut India.
â??Kalau anak saya bisa mendapat gelar doktor pada usia 55 tahun, kenapa saya tidak bisa di usia 100 tahun?â? kata Das, seperti dilansir BBC, Senin (03/11)
Pada tahun 1930, tepatnya di usia 19 tahun Das sempat dijebloskan ke penjara lantaran menentang kekuasaan penjajah Inggris.
Kala itu, Das divonis kerja paksa selama dua bulan. Pasca dibebaskan, Das melanjutkan kuliah jurusan bisnis dan ilmu hukum. Setelah itu Das bergabung dengan partai Kongres India. Kembali menempuh pendidikan lagi, Das mengaku sangat senang
â??Saya sudah ingin melakukannya sejak saya menyelesaikan studi S2 saya jurusan bisnis dari Universitas Kalkuta di akhir tahun 1930-an, tetapi pada saat itu saya tidak bisa melanjutkan.â? papar Das
â??Saya menjadi aktif terlibat dalam politik, masuk penjara, kemudian saya harus bekerja.â? lanjutnya
Program doktor yang diambil Das akan mengharuskannya melakukan banyak studi lapangan, wawancara dan menulis tesis. Meski begitu, sang kakek tak pernah patah semangat dengan semua tantangan itu. BK Das sekalu anak Das mengatakan, saat ayahnya mendaftar ke Universitas Guwahati untuk masuk dalam program doktor selama dua tahun, universitas tersebut menerima sang ayah dengan dingin.
â??Universitas tidak mau menyetujui rangkuman rencana tesis yang dia ajukan. Tetapi dia mempertahankan topik itu dalam debat dengan para dosen. Mereka kemudian mengubah keputusan mereka dan menerimanya,â? tutur BK Das.
â??Sekarang setelah dia mulai mengumpulkan materi penelitian, saya, adik-adik saya dan anggota keluarga yang lain bertanggung jawab membantunya,â? imbuh BK Das.
Untuk meraih program S3, Das berniat mempelajari penyebaran neo-Vaishnavisme, aliran liberal agama Hindu yang dianggap berhasil menghancurkan perpecahan sosial di Assam.
â??Kami akan bergiliran mengantar ayah ke berbagai biara Vaishnavite dan ke tempat-tempat studi lapangan lainnya. Ini merupakan bagian penting dari penelitian ayah,â? tandas BK Das.
Kembalinya Das ke bangku kuliah sontak mengejutkan banyak pihak keluarga, termasuk cucunya Abhinab. â??Waktu saya pertama kali mendengar rencana itu, saya tidak menganggap serius, karena menurut saya tidak mungkin.â? pungkas Abhinab
â??Saya bahkan tidak berusaha mencari tahu tentang rencana itu. Namun waktu ayah saya menelepon dan menceritakan bahwa kakek sudah mendaftar masuk program S3, saya waktu itu tidak percaya,â? tutup Abhinab.
(nha)