Indonesia memang surganya keberagaman budaya. Selain kearifan lokal masyarakatnya yang bersahaja, masing-masing daerah selalu punya cara untuk memikat pengunjungnya dengan tradisi unik yang mempesona. Tak jarang, mereka malah bikin kamu heran sampai geleng-geleng kepala. Di bawah ini adalah 7 tradisi unik di Indonesia, seperti dilansir dari Hipweecom, Sabtu (20/12/2014).
1. Omed-omedan, Bali

Setelah Nyepi, ada satu festival yang cukup unik yang dilakukan sehari setelah Nyepi, yaitu Omed-omedan. Omed-omedan artinya tarik-tarikan. Ini adalah tradisi ciuman massal warisan leluhur yang dilakukan anak-anak muda Desa Sesetan. Konon, tradisi ini sudah digelar sejak abad ke-17. Pesertanya mulai dari anak SMP sampai mahasiswa yang belum menikah. Muda-mudi akan diarak secara terpisah, sesuai jenis kelamin untuk kemudian saling tarik dan berciuman. Jangan salah sangka terhadap makna di balik tradisi ini. Omed-omedan memiliki tujuan untuk mengakrabkan muda-mudi sembari membuat mereka punya kesempatan saling meminta maaf sebelum menyambut tahun Saka.
2. Tawur Nasi, Rembang, Jawa Tengah

Tradisi Tawur Nasi ini diadakan setiap tahun di Desa Pelemsari, Rembang, Jawa Tengah sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Seusai berdoa, pemuda-pemuda desa saling lempar sambil tertawa gembira. Konon, pernah suatu kali desa ini tidak mengadakan tradisi Tawur Nasi, dan hasilnya mereka gagal panen. Nantinya, nasi-nasi yang tercecer ini akan dikumpulkan warga untuk pakan ternak. Mereka percaya, hasil dari ternak yang diberi makan nasi hasil “tawuran” akan melimpah seperti panen mereka.
3. Kerik Gigi di Mentawai

Tradisi ini dilakukan sebagai simbol kedewasaan seorang wanita di suku Mentawai. Selain itu, kerik gigi ini juga dipercaya menambah kecantikan dari si wanita. Wanita yang giginya runcing akan lebih digilai pria-pria di sekitarnya. Tak hanya menambah kecantikan, modifikasi tubuh dengan kerik gigi dipercaya bisa membuat jiwa berdamai dengan tubuh. Masyarakat Mentawai percaya bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan keinginan jiwa harus sejalan dengan bentuk tubuh. Keyakinan ini diwujudkan laki-laki Suku Mentawai lewat tato tradisional, dan bagi wanitanya melalui tradisi kerik gigi.
4. Debus, Banten

Mungkin tradisi ini sudah tidak asing lagi buat kamu. Para pelaku debus memperlihatkan kemampuan super mereka dengan atraksi-atraksi seperti menyayat atau mengoleskan api di kulit sendiri, berguling di atas serpihan beling, menginjak paku atau bara api menyala, bahkan sampai menyiram tubuh dengan air keras. Hebatnya, mereka sama sekali gak terluka atau merasakan sakit. Praktisi debus ini tidak hanya terdiri dari orang-orang dewasa, namun ada remaja dan juga anak-anak.
5. Adu Betis, Bone

Masyarakat Dusun Paroto, Desa Samaelo, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan, ini juga punya tradisi menarik untuk mengungkapkan rasa syukur setelah memanen padi. Mereka melakukan yang namanya adu betis. Tradisi turun-temurun ini diikuti oleh sejumlah pemuda kampung dan disaksikan oleh ratusan warga lainnya. Setelah aba-aba, pesertanya akan saling adu kuat menendang betis lawan. Tak jarang, mereka akan meringis kesakitan, bahkan sampai keseleo karena kekuatan tendangan lawan. Meski demikian, tidak ada dendam di antara mereka.
6. Potong Jari Suku Dani

Potong Jari adalah tradisi berkabung yang dimiliki suku Dani untuk mengungkapkan kesedihan karena ditinggalkan oleh anggota keluarga. Kenapa potong jari? Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai simbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Kehilangan salah satu ruasnya saja, tangan kita tidak lagi berfungsi optimal. Itulah nilai filosofi dari tradisi ini. Zaman sekarang, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan. (tom)