Tak bisa dipungkiri jika jabatan jenderal ataupun polisi menjadi profesi yang banyak diincar oleh kaum pria. Terlebih, jika sudah menjadi seorang jenderal atau polisi, seseorang itu akan hidup mapan alias serba kecukupan.
Namun, sepertinya anggapan itu tak sesuai dengan kehidupan Bripda Taufik Hidayat. Sebab, polisi asal kota Yogyakarta tersebut membuktikan bahwa tak semua polisi hidup bergelimang harta.
Saat ini, pria yang bernama lengkap Muhammad Taufik Hidayat menjadi perbincangan hangat di jagat maya lantaran kisahnya yang tergolong menyedihkan. Bayangkan saja, di tengah jabatannya yang notabene seorang polisi, ia ternyata tinggal di bekas kandang sapi.
Bripda Taufik tinggal bersama ayah dan ketiga adiknya di sebuah bangunan semi permanen di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, yang dulunya difungsikan sebagai kandang sapi.
Meski tinggal di hunian tak layak, kondisi tersebut tak menyurutkan niatnya untuk mengemban tugas sebagai polisi. “Ingin membuktikan kepada adik saya, walaupun kondisi ekonomi yang rendah jangan terpuruk dengan keadaan. Harus bangkit dari keterpurukan ini seperti saya jadi polisi. Walau kondisi ini kita mampu buktikan lebih baik lagi. Jangan sampai terpuruk dengan keadaan,” ujar Taufik, seperti dilansir Liputan6, Jumat (16/01/2015)
Bripda Taufik yang merupakan anak dari pasangan Triyanto dan Martinem mengaku, menjadi polisi adalah cita-citanya sedari kecil. Untuk itu, ia pun berjuang keras mewujudkan impiannya itu.
Dengan usaha dan kegigihannya, ia berhasil masuk dan bergabung ke korps Bhayangkara tanpa mengeluarkan uang sama sekali.
“Awalnya di pramuka ada pendaftaran Saka Bhayangkara bagi pramuka yang minat dan bakat di kepolisian. Jadi sering kegiatan dengan polisi jadi semakin semangat lagi. Sama sekali tidak terbayang yang jelas ada niat dan keyakinan saya langsung daftar banyak yang support saya makanya saya yakin dan saya pasti bisa dan bisa ikut tes bersama teman saya,” pungkasnya.
“Kemarin saya belum percaya kalau jadi polisi. Tapi sekarang sudah bisa percaya, setelah masuk di Sabhara. Saya senang, karena sekarang sudah benar-benar memasuki dunia nyata polisi.” sambung Bripda Taufik
Saat ini, Bripda Taufik tinggal di barak Dit Sabhara Polda DIY. Di barak Dit Sabhara Polda DIY, Bripda Taufik tinggal bersama 100 orang teman-temannya.
Cerita mengharukan Bripda Taufik ini pun menyentuh hati para netizen. Sebagian besar netizen pun memberikan dukungannya kepada sang polisi.
“Terharu biru baca kisah #BripdaTaufik semangat terus ya, pak polisi… tiada yang mustahil bagi Allah. Selalu berdoa n berserah. Gbu,” tulis pengguna akun @dewiutamiw
“Sungguh mengharukan perjuangan #bripdataufik,” kicau pengguna akun @AdolfLambe
“Kami bangga sama kamu om #bripdaTaufik,” tulis pengguna akun @Bellayovianita
Selain kehidupan Bripda Taufik yang menggetarkan hati nurani kita semua, ada pula kisah seorang jenderal yang memiliki sifat jujur bernama Hoegeng.
Pria bernama asli Hoegeng Imam Santoso merupakan mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 yang bertugas dari tahun 1968 – 1971. Selama menjalankan tugas sebagai polisi, ia selalu mengutamakan sikap kedisiplinan dan kejujuran.
Salah satu contohnya adalah ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Kini, sosok jenderal jujur telah pergi selama-lamanya. Meski Hoegeng telah tiada, tapi kisah kejujurannya akan selalu dikenang sepanjang masa.
Dari kedua kisah di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa baik Bripda Taufik dan Jenderal Hoegeng memiliki persamaan sifat yakni disiplin, gigih, dan pantang menyerah meski beradu dalam kondisi hidup yang benar-benar sulit.
(nha)