Macam-macam Metode Penentuan Judul Film

Dari awal hingga sekarang, sudah tak terhitung lagi berapa banyak film yang sudah dirilis, baik itu film Hollywood maupun film Indonesia. Meski banyak, judul tetap menjadi satu dari sekian hal yang memusingkan bagi para sineas, karena tak bisa dipungkiri, judul memberikan gambaran pertama kali tentang isi sebuah film. Berikut ini ada beberapa metode dalam memberikan judul sebuah film, dilansir dari Kaskus, Rabu (4/2/2015).

Yang pertama adalah metode judul menggunakan nama tokoh utamanya, seperti “John Carter” yang dirilis pada tahun 2012 dan “J. Edgar” pada tahun 2011. Namun ada sedikit pengecualian pada film berjudul “S1mone” (2002). Dalam film ini, Simone (Rachel Roberts) bukanlah karakter utama, melainkan virtual idol yang diciptakan oleh sang tokoh utama, Viktor Taransky (Al Pacino).

Metode kedua adalah menggunakan nama lokasi, seperti misalnya “The Grand Budapest Hotel” (2014) dan “Australia” (2008). Ada juga pengecualian dalam metode ini, yaitu film “Brazil” (1985). Walau memakai nama negara, film ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan negara Brasil. Brazil di sini mengacu pada leitmotif atau sejenis theme song dengan judul lengkap â??Aquarela do Brazilâ? yang disenandungkan sang karakter utama menjelang ending filmnya.

Metode ketiga adalah penentuan judul menggunakan angka-angka, seperti “50/50” (2012) dan “11-11-11” (2011). Untuk kasus spesial, ada film berjudul “Twelve” (2010). Twelve di sini bukan mengacu pada jumlah atau angka â??12â?, tapi pada nama varian narkoba yang diedarkan oleh sang tokoh utama, White Mike (Chace Crawford).

Metode keempat adalah menggunakan idom (gabungan kata yang menciptakan arti baru yang tidak berhubungan dengan kata-kata pembentuknya). Cara ini dianggap paling menarik dalam memberi judul untuk sebuah film. Selain mudah diingat karena sudah tidak asing di telinga, menggunakan idiom juga menciptakan double meaning alias makna ganda yang membuat penonton mencoba mengasosiasikan judul dengan isi filmnya. Beberapa contohnya adalah “When in Rome” (2010) dan “In Her Shoes” (2005).

Metode kelima adalah menggunakan satu huruf saja. Judul yang menggunakan satu dari 26 huruf alfabet judulnya tidak sesedikit yang dikira. A hingga Z pasti pernah digunakan, baik itu untuk film layar lebar, film indie, film pendek, film dokumenter, film televisi, serial televisi, dan lain sebagainya. Contohnya antara lain “W.” (2008) dan “XXX” (2002).

Berikutnya ada metode menggunakan kata berirama. Dengan menambahkan rima (bunyi akhiran yang sama) atau huruf awal yang sama untuk setiap katanya, judul menjadi terasa lebih catchy, enak dibaca, mudah diingat, dan pastinya dianggap menarik perhatian penonton. Contohnya antara lain “Into the Blue” (2005) dan “Jeepers Creepers” (2001).

Masih ada lagi metode lainnya, seperti menggunakan nama warna, menggunakan judul yang menggambarkan isi filmnya, atau menggunakan nama musim. Namun untuk pemberian judul sebuah film biasanya tidak lepas dari inti cerita film itu sendiri. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Persembahan Lagu dari Musisi Indonesia di Hari Kanker

5 Lagu Cinta Paling Menyentuh Hati