Perjuangan untuk mempertahankan hidup demi keluarga telah dilakukan oleh bocah yang masih berusia 11 tahun ini. Dia rela kehilangan waktunya untuk belajar dan bermain untuk menjadi tukang semir sepatu keliling.
Bocah ini bernama Sameiullah yang berasal dari Afghanistan. Sehari-harinya, Sameiullah menyemir sepatu para pelanggannya di daerah Karta-e-Sakhi, Kabul, Afghanistan seperti yang dilansir AFP Photo (Selasa, 17/2/2015).
Dengan pakaian lusuh yang bahkan sudah tak layak lagi, Sameiullah berjalan sangat jauh demi menemukan pelanggan yang ingin disemir sepatunya. Terkadang, ia menemukan pelanggan yang rela bersimpuh di jalanan kotor hanya untuk menyemir sepatu.
Tangan-tangan kecilnya begitu apik menyemir sepatu menjadi mengkilap lagi seperti baru. Terlihat dirinya telah melakoni pekerjaan itu telah sejak lama. Ia tak keberatan dan merasa jijik ketika menemukan sepatu yang sangat kotor, itu semua dilakukan hanya demi keluarganya.
Anak kedua dari delapan bersaudara ini, selalu bekerja setiap hari dari mulai matahari terbit hingga matahari tenggelam dengan berjalan kaki. Setiap hari penghasilannya hanya sekitar Rp 50.000, namun pendapatannya itu tetap disyukurinya.
Terkadang Sameiullah dibantu sang adik yang membantunya menyemir sepatu. Kemiskinan telah membuat mereka lebih memilih bekerja daripada harus bersekolah. Belum lagi Sameiullah mempunyai adik yang masih balita yang masih membutuhkan susu, dirinya begitu benar-benar harus bekerja untuk bisa mengatasi kondisi seperti itu.
Tapi keadaan seperti ini rupanya tak hanya dialami oleh Sameiullah beserta ketujuh saudaranya. Banyak anak-anak yang berusia 5-15 tahun di Kabul yang terpaksa harus berhenti bersekolah dan melakukan pekerjaan apapun di jalanan.
Melihat kondisi anak-anak yang sangat rajin bekerja untuk menghidupi keluarganya tentu membuat hati ini merasa kasihan. Kita sebagai pemuda Indonesia yang nasibnya lebih baik daripada anak-anak seperti Sameiullah harus bisa lebih rajin dan bersemangat dalam menjalankan hidup. Bagaimana pendapat Den & Non?
(dea)