Meskipun sudah berakhir, sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” yang kini kembali diputar di salah satu stasiun televisi Indonesia masih tetap menjadi tontonan menarik untuk keluarga dibandingkan acara lainnya yang ada saat ini. Selain cukup menghibur melihat tingkah laku tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, sinetron ini juga penuh dengan pesan positif. Dilansir dari Kaskus, Jumat (13/3/2015), berikut adalah 5 hal yang membuat “Si Doel Anak Sekolahan” jadi tontonan terbaik.
1. Bangganya Mak Nyak dan Babe setelah Doel lulus kuliah sama dengan bangganya orangtua lainnya setelah anaknya lulus kuliah

Alangkah bangganya Babe Sabeni setelah anaknya Doel sudah menjadi seorang insinyur, atau kata Bang Sabeni “Tukang insinyur”. Wajar memang. Babe Sabeni memang ingin salah satu anaknya menjadi ‘seseorang’ agar hidup keluarganya tak lagi pas-pasan. Oleh karenanya, seluruh biaya dicurahkan untuk kuliah Doel.
2. Kesenjangan sosial antara Doel dan Sarah

Dari sinetron ini kamu bisa belajar dinamika perbedaan status sosial antara dua orang, dalam hal ini Doel dan Sarah. Meski Doel mencintai Sarah, namun kesenjangan sosial di antaranya tak dapat dihindari. Sarah anak orang kaya dan terbiasa hidup maju di Belanda, sedangkan si Doel cuma anak Betawi dan tidak punya apa-apa. Bekerja pun, si Doel belum. Doel kerap nampak minder dengan Sarah dan keluarganya. Bahkan keluarga Zenab juga memandang Doel sebelah mata.
3. Mengajarkan untuk pantang menyerah

Walaupun belum kunjung menemukan pekerjaan tetap, Doel tak mau berpangku tangan. Ia tetap bekerja dan pantang meminta dari orang tua. Menyupiri opelet kesayangan keluarganya adalah solusinya. Meski bergelar sarjana, rasa malu dibuang jauh-jauh. Siapa yang bisa menyangka di kemudian hari Doel sukses jadi pejabat bekerja di luar Jakarta?
4. Perbedaan Jakarta dulu dan sekarang

Menonton sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” sedikit banyak juga menyentil kehidupan Jakarta yang saat itu mulai dimakan pembangunan. Dari gedung-gedung tinggi, kendaraan lalu-lalang di jalanan, kebudayaan Betawi yang tergusur, hingga kehidupan multikulturalnya. Dari sinetron inilah, kamu dapat mempelajari sedikit banyak sejarah perkembangan ibukota Jakarta.
5. Si Doel mempererat budaya Betawi dengan budaya lainnya

Di dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” tidak hanya fokus pada satu budaya, yaitu budaya Betawi saja, tapi budaya yang lain juga banyak ikut serta dalam film ini. Mulai dari tukang kredit yang berasal dari Sunda dan mas Karyo beserta Istrinya, serta ada juga Nunung yang kental dengan logat Jawanya. (tom)