Mungkin kamu pernah mendengar istilah Nanobot. Apa itu sebenarnya Nanobot? Nanobot adalah robot atau mesin yang berukuran mikroskopis berkisar ukuran nanometer yang dibuat dengan teknologi nano terkini. Nanobot berperan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, contohnya Nanobot dapat difungsikan untuk memperbaiki onderdil mobil, terutama yang berada di bagian dalam. Jadi kamu dapat menghindari yang namanya turun mesin.
Fungsi lain dari Nanobot yang lebih vital yaitu untuk dunia kedokteran atau medis. Dewasa ini, dunia kedokteran cukup dipusingkan dengan berbagai macam penyakit baru yang sulit ditanggulangi bahkan belum bisa diobati hingga sekarang, seperti kanker, AIDS, flu burung, dan lupus. Obat-obatan yang ada belum mampu mengobati penyakit-penyakit tersebut karena keterbatasan obat dalam menjangkau setiap bagian tubuh dan bahaya yang ditimbulkan dalam penggunaan jangka panjang. Selain itu, banyak efek samping obat berbahaya bagi keselamatan pasien.
Di samping faktor obat, kemampuan dokter sebagai manusia juga terbatas. Dokter bisa membuat kesalahan dalam diagnosa hingga 60% sehingga memberikan solusi yang salah kepada pasien. Penggunaan alat-alat medis yang tidak efektif serta ketidaktelitian alat maupun dokter turut menambah resiko penyembuhan penyakit-penyakit fatal tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah solusi untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu Nanobot.
Dilansir dari Kaskus, Jumat (1/5/2015), Nanobot diproyeksikan akan dapat dimasukkan ke dalam tubuh dengan jarum suntik dan mendegradasi dirinya sendiri ketika tugas dalam tubuh telah selesai. Nanobot dibuat dari BIOCHIPS, yakni komponen elektronik yang terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak berbahaya sehingga tubuh tidak mengalami reaksi penolakan ketika nanobot menjangkau bagian dalam tubuh. Hal ini sangat menguntungkan karena secara tidak langsung Nanobot tidak akan menyebabkan efek samping maupun rasa sakit yang luar biasa. Selain itu, komponen ini dibuat biodegradable agar Nanobot bisa terdegradasi dengan sendirinya ketika tugasnya telah selesai.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dalam tubuh, Nanobot dapat memanfaatkan aliran energi dalam tubuh disamping menggunakan baterai yang terdapat dalam Nanobot tersebut. Nanobot mampu mengubah glukosa yang terdapat dalam darah menjadi energi. Jadi, aliran darah dalam tubuh dimanfaatkan sebagai media perantara Nanobot untuk menjangkau seluruh tubuh dan sebagai sumber energi bagi Nanobot.
Nanobot bekerja sangat halus, bahkan dapat sama sekali tidak terasa oleh tubuh. Nanobot juga dapat menerima perintah sebelum dan ketika melaksanakan tugasnya di dalam tubuh manusia, sehingga Nanobot sangat fleksibel untuk berbagai macam pengobatan dalam tubuh. Contohnya, dokter memrogram Nanobot untuk mendokumentasikan sel kanker yang terdapat di dalam tubuh terlebih dahulu sebelum diberi perintah lebih lanjut. Untuk menanggulangi kanker, Nanobot dapat membantu antibodi mencerna serta melumat habis sel kanker yang ada. Nanobot juga dapat membuat mutasi dalam sel kanker sehingga sel kanker berhenti bereplikasi bahkan mati dan dapat dibersihkan oleh antibodi.
Namun, ada beberapa kelemahan dari Nanobot. Contohnya Nanobot yang tidak berhasil menjangkau target atau mati dalam tubuh dapat menjadi benda asing yang tertinggal dalam tubuh. Selain itu, biaya pembuatan Nanobot masih sangat mahal sehingga tidak semua kalangan mampu menggunakan jasa Nanobot dalam pengobatan.
Melihat berbagai macam kelebihan yang dimiliki Nanobot, jelas ‘dokter masa depan’ itu dapat digunakan sebagai jalan keluar bagi dunia medis untuk menanggulangi berbagai penyakit yang belum bisa diobati. Namun, Nanobot perlu disempurnakan lebih lanjut agar dapat diproduksi dengan biaya yang tidak mahal. (tom)