Gaun pengantin selalu identik dengan kecantikan. Gaun pengantin umumnya dibuat dengan menggunakan kain satin atau sutra yang berwarna putih yang dapat melambangkan kesucian dari pernikahan. Gaun pengantin akan tampil lebih cantik lagi jika dihiasi dengan taburan swaroski atau permata serta bunga. Tapi bagaimanakah jika gaun pengantin yang akan dipakai terbuat dari bahan tisu toilet?
Dalam final Cheap Chic Weddings Toilet Paper Wedding Dress Contest, gaun pengantin dibuat dengan menggunakan tisu toilet. Ekor panjang, rok penuh lapis, hiasan bunga-bunga, kerutan, korset berkilau, dan detil yang biasa ada di gaun pengantin semua dibuat dengan bahan tisu toilet.
Sepuluh perancang yang ikut dalam lomba tersebut memperebutkan hadiah sebesar 10.000 dolar AS dalam kontes yang berlangsung di New York bersusah payah menyusunnya dari bahan-bahan paling dasar.
Aturannya sederhana, menurut salah satu penggagas kontes Laura Gawne. “Mereka harus menggunakan tisu toilet Charmin, jenis apapun, dan jenis apapun lem dan mereka juga bisa menggunakan jarum dan benang,” katanya.
“Tanpa tutupan, tanpa Velcro, tidak ada apa-apa. Tanpa kain tambahan, tidak ada apa-apa lagi,” kata Susan Bain, penggagas kontes yang lain.
Bain dan saudarinya Gawne memulai kompetisi itu untuk mempromosikan situs pernikahan mereka. Kontes yang sekarang sudah edisi ke-11 digelar bekerja sama dengan merek tisu toilet Charmin di toko gaun pengantin Kleinfeld, yang akan mengubah gaun pemenang menjadi gaun siap pakai.
Sebelum pertunjukan dimulai, para perancang menyematkan sentuhan terakhir pada gaun-gaun tisu toilet mereka.
“Kami punya 4.585 kelopak bunga yang semuanya buatan tangan,” kata Carol Touchstone, yang menjadi juara ketiga kontes dengan gaun bunga-bunganya.
“Kami menggunakan selotip, lem, dan Charmin,” katanya.
Juara pertamanya adalah gaun halterneck gaya tukxedo dengan jaket yang bisa dilepas yang berhias topi tinggi dan dasi kupu-kupu karya Donna Pope Vincler. Dia butuh sekitar tiga minggu, 22 gulung tisu serta banyak selotip dan lem untuk membuatnya.
“Sungguh menakjubkan betapa kuatnya lem dan tisu. Setelah membuatnya saya memukulnya seperti drum … Ini sangat kuat,” katanya. “Saya bahkan tidak tahu berapa ada lapis. Saya hanya melakukannya sampai saya kira sudah tidak akan lepas lagi,” tambahnya lagi. (jow)