Pengalaman Astronot Muslim Puasa di Luar Angkasa

Hutomo Dwi

Bagi kita yang berada di bumi, menjalankan salah satu kewajiban kita sebagai muslim, yaitu puasa, bisa dilakukan hanya dengan mengikuti jadwal yang sudah disediakan. Namun bagaimana bila kita merupakan seorang astronot dan harus berpuasa di luar angkasa?

Hal itulah yang terjadi pada Sultan Salman Al Saud. Dia adalah muslim pertama yang pergi ke luar angkasa dalam misi STS 51-G pada tanggal 17 Juni 1985. Dia pun bercerita mengenai pengalamannya menjalankan salat dan ibadah puasa ketika berada di luar angkasa.

Sultan mengatakan, seorang muslim bisa berdoa kapan saja saat berada di luar angkasa. “Anda bisa menghadap ke segala arah. Seperti di pesawat luar angkasa, Anda tahu, kita tidak bisa benar-benar menghadap ke Mekah. Ke kiblat,” kata dia seperti dikutip dari situs WBUR, Selasa (7/7/2015).

Dia mengaku sulit melakukan gerakan salat ketika di luar angkasa. “Saya harus mengikat kaki saya agar bisa sujud. Tapi, itu tak bisa dilakukan dengan sempurna karena kurangnya gravitasi,” jelasnya.

Lalu bagaimana dengan cara puasa di luar angkasa? Selama menjalani pelatihan, Sultan sempat bertanya pada Sheikh Abdul Aziz Bin Baz, seorang ahli agama yang juga merupakan seorang dokter di NASA, terkait cara berpuasa di luar angkasa.

“Bin Baz memberi tahu saya kalau saya bisa berpuasa mengikuti waktu di mana saya berangkat. Saat itu saya berangkat dari Florida, Amerika Serikat, jadi saya mengikuti jadwal sahur dan buka puasa berdasarkan waktu Florida,” jelasnya dikutip dari Arabnews.

Astronot muslim tak hanya Sultan saja. Pada tahun 2007, ada lagi muslim yang berangkat ke luar angkasa. Dia adalah Sheikh Muszaphar Sukhor asal Malaysia.

Sheikh Muszaphar Sukhor (paling kiri) (Liputan6)
Sheikh Muszaphar Sukhor (paling kiri) (Liputan6)

Selama di luar angkasa, Sheikh mengaku menjadi saksi sebuah keajaiban, yaitu sayup-sayup terdengar di telinganya, lantunan suara azan. “Selama perjalananku yang  bertepatan dengan Ramadan, aku seperti mendengar suara azan di Stasiun Luar Angkasa Internasional,” kata dia dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency (AA). “Setiap orang yang berkesempatan ke luar angkasa akan merasakan sebuah keajaiban.”

Sheikh saat itu berharap dapat tetap berpuasa di antariksa. Namun, ia juga mengatakan bahwa Islam sangat toleran. Oleh karenanya, penggantian puasa saat sudah berada di Bumi juga diperbolehkan. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.
Banner Promo FXpro