Mahasiswa ITS Luncurkan Mobil Tenaga Surya

Hutomo Dwi

Mobil tenaga surya bisa menjadi alternatif pengganti mobil berbahan bakar bensin untuk mengurangi polusi udara. Banyak negara sudah mulai melakukan pengembangan mobil tersebut, termasuk di Indonesia. Baru-baru ini, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) meluncurkan mobil listrik tenaga surya bernama Widya Wahana V.

Widya Wahana V (Merdeka)
Widya Wahana V (Merdeka)

Diluncurkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Widya Wahana V akan menjadi mobil tenaga surya yang menempuh perjalanan terjauh di Indonesia.

Dalam peluncuran, Nasir mengucapkan selamat dan sukses bagi mobil inovatif yang nantinya juga akan dilombakan di ajang World Solar Challenge 2015 di Australia pada Oktober nanti.

Nasir juga berharap bahwa inovasi mobil surya ini dihargai dan mampu diserap oleh industri otomotif. “Sampai sekarang belum ada industri yang memanfaatkan,” katanya seperti dilansir dari Kompascom, Rabu (19/8/2015).

Peluncuran Widya Wahana V (Merdeka)
Peluncuran Widya Wahana V (Merdeka)

Yusuf Alif, mahasiswa Teknik Perkapalan ITS yang berperan sebagai manager desain dalam rekayasa Widya Wahana V mengatakan, mobil diperkirakan akan menempuh jarak Jakarta – Denpasar dalam waktu 5 hari, dengan kata lain akan tiba di Denpasar pada tanggal 21 Agustus mendatang.

“Mobil akan berhenti di Semarang, Surabaya, Banyuwangi, dan Denpasar. Kebetulan di Semarang sudah ada janji acara dengan gubernur,” kata Alif.

Ayuning Fitri Desanti, anggota tim elektrik rekayasa Widya Wahana V, mengatakan bahwa secara teoretis mobil bisa berjalan dengan kecepatan maksimum 90 km/jam.

Dengan daya penuh, mobil dengan kapasitas baterai 15 KWh ini secara teoretis bisa melaju nonstop selama 4 jam dengan kecepatan maksimum.

Widya Wahana V masih dikatakan sebagai mobil hybrid. Pengisian energi tidak 100 persen dengan tenaga surya namun masih membutuhkan listrik.

Widya Wahana V (Merdeka)
Widya Wahana V (Merdeka)

Desanti mengatakan, itu terkait dengan efisiensi panel surya. “Bisa saja kita dapat semua dari panel surya tapi butuh waktu lebih lama. Kalau listrik hanya 2 jam, kalau panel surya dua kali lipatnya,” jelasnya.

Pekerjaan rumah untuk mewujudkan mobil tenaga surya yang bisa dipakai sehari-hari adalah mengupayakan panel surya yang lebih efisien dan daya mobil yang lebih rendah. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.
Floating Banner