5 Fakta dan Fiksi Film-film Luar Angkasa

Luar angkasa mungkin bisa dibilang sebagai salah satu set cerita film favorit Hollywood. Banyaknya film-film fiksi ilmiah luar angkasa menjadi buktinya, seperti “Gravity”, “Star Wars”, “Star Trek”, “Interstellar”, “The Martian”, atau film-film lainnya. Apakah adegan-adegan yang sering muncul di film-film luar angkasa ini bisa benar-benar terjadi di kehidupan nyata? Atau hanya olahan cerita fiktif? Dilansir dari Cheatsheet, Selasa (20/10/2015), berikut adalah 5 fakta dan fiksi film luar angkasa.

1. Ledakan di luar angkasa

Ilustrasi ledakan luar angkasa (Designoffate)
Ilustrasi ledakan luar angkasa (Designoffate)

Tak bisa dipungkiri sangat banyak film-film luar angkasa menggambarkan ledakan. Mulai dari ledakan kecil hingga ledakan besar. Jika ditilik dari segi ilmiah luar angkasa adalah zona di mana tidak ada udara, ruang hampa, ruang kosong. Api butuh oksigen untuk menyala. Hal ini membuat ledakan dengan lingkaran api raksasa sangat kecil kemungkinan bisa terjadi. Selain api yang butuh oksigen untuk menyala, suara juga butuh gas untuk tersalur. Fakta bahwa luar angkasa itu tanpa udara, suara ledakan sangat kecil kemungkinan bisa terdengar.

2. Bertahan tanpa baju astronot

Baju astronot (Tribun)
Baju astronot (Tribun)

Banyak versi akibat yang akan dialami manusia jika berada di laur angkasa tanpa baju astronot, atau baju pelindung. Ada film yang menggambarkan tubuh manusia hancur, ada yang menggambarkan sesak napas hingga tubuh yang meledak. Kenyataannya tak seperti itu. Di antara film luar angkasa, penggambaran yang benar diberikan oleh film “2001: A Space Odyssey”. Dalam film tersebut dijelaskan manusia tidak akan mendapat kerusakan permanen dalam tubuhnya di luar angkasa asalkan sang manusia tidak berlama-lama di luar angkasa. Kulit dan sistem-sistem peredaran darah melindungi tubuh dari terpaan kondisi luar angkasa. Tetapi kulit manusia hanya bisa bertahan di luar angkasa tak lebih dari 30 detik.

3. Zona gelap abadi bulan

Ilustrasi bulan (Kompas)
Ilustrasi bulan (Kompas)

Film yang kebanyakan beredar mengangkat stigma bahwa bulan mempunyai zona tertentu yang gelap sepanjang masa. Sejauh ini faktanya adalah ada sisi di bulan yang selalu menghadap Bumi, tetapi hal ini tak berarti ada sisi lain dari bulan yang gelap abadi. Secara teori Bulan memang terkunci posisinya dengan Bumi, tetapi tidak dengan Matahari. Hal ini berarti semua bagian bulan mendapat paparan sinar matahari. Yang berbeda adalah jumlah paparan sinar matahari tiap zonanya.

4. Tampilan matahari

Ilustrasi matahari (Liputan6)
Ilustrasi matahari (Liputan6)

Banyak film yang menggambarkan Matahari dengan warna kuning terbakar. Padahal, Matahari sebenarnya tak punya warna kuning sama sekali. Atmosfer bumi yang membuatnya nampak berwarna kuning. Warna Matahari sebenarnya adalah putih, hal ini diketahui dari temperatur permukaan matahari.

5. Zona asteroid

Ilustrasi zona asteroid (Vudesk)
Ilustrasi zona asteroid (Vudesk)

Ada film yang mempunyai adegan menegangkan di mana pesawat luar angkasa harus berjuang untuk menghindari kumpulan asteroid agar tak menabraknya dan menghancurkan pesawat luar angkasa. Secara teori luar angkasa itu adalah zona yang sangat luas, sehingga membuat zona asteroid pun sangat besar, jarak antar satu asteroid dengan lainnya juga bisa sangat jauh, tidak berdekatan seperti yang digambarkan dalam film. Secara astronomi tingkat kemungkinan pesawat yang menabrak asteroid sangatlah rendah, yaitu 1 berbanding 1 miliar jika menurut kesimpulan NASA. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Terungkap Makna Mayday Saat Darurat

Ketika Lagu Tulus Diubah Jadi Bahasa Jepang