Menguak Sosok Patung Liberty, Wanita Muslimah?

Siapa yang tidak tahu Patung Liberty yang berdiri dengan megahnya di New York, Amerika Serikat? Meskipun belum pernah ke AS, paling tidak kamu tahu patung tersebut melalui film-film Hollywood. Ternyata, ada kisah tersembunyi di balik pembuatan patung tersebut. Berikut pembahasannya seperti dihimpun jadiBerita dari berbagai sumber.

Patung Liberty memiliki pesan, yaitu ‘Berikan Saya Kelelahanmu, Kemiskinanmu/Kau Meringkuk dalam Kerinduan untuk Bisa Bernapas Bebas’. Kalimat itu, yang ditulis oleh Emma Lazarus di akhir 1880an, terinspirasi oleh kesulitan pengungsi Yahudi yang tiba di New York setelah melarikan diri dari pembantaian di Eropa Timur.

Rancangan awal dari apa yang menjadi simbol bangsa Amerika untuk merayakan masa penyatuan tersebut digagas oleh pemahat Perancis Frederic Auguste Bartholdi. Namun, awalnya dia tidak berniat untuk membangun Patung Liberty, tapi untuk proyek lain. Proyek itu adalah pembangunan mercusuar. Mercusuar itu tadinya akan dibangun pada pintu masuk ke Kanal Suez.

Menurut sejarawan Michael B Oren dalam bukunya “Kekuatan, Keyakinan, dan Fantasi”, Bartholdi akan mengukir rupa wanita petani Mesir yang memegang obor kebebasan. Monumen itu rencananya akan dibangun dua kali lebih tinggi dari Sphinx, serta akan memandu jalur perairan masuk dan mungkin berfungsi ganda sebagai mercusuar. Proyek ini diberi nama Mesir Membawa Cahaya untuk Asia.

Sphinx (Wondermondo)
Sphinx (Wondermondo)

Dari situ, muncul spekulasi, salah satunya oleh editor Daily Beast, Michael Daly. Dia menegaskan bahwa simbol dari kekebasan dan dukungan Amerika Serikat pada masa kini sesungguhnya merupakan seorang Mesir, yang kala itu merupakan muslimah.

Kembali ke pembuatan mercusuarnya. Selama dua tahun, Bartholdi bekerja membuat sketsa dan membujuk Ismail Pasha, Raja Muda Mesir untuk membiayai proyeknya. Tapi, raja muda itu bangkrut di tahun 1871 dan tidak bisa membiayai monumen sebesar dua kali patung Sphinx itu. Kebingungan, Bartholdi menghibur diri dengan berlayar ke benua Amerika, tepatnya Amerika Serikat. Saat dia berlayar menuju pelabuhan New York, Bartholdi melihat Pulau Bedloe yang berbentuk seperti telur dan mulai memikirkan lokasi baru untuk visi megahnya, tentu dengan semangat baru.

Tidak lama sebelumnya, Bartholdi telah berbicara dengan warga Prancis pendukung abolisi dan pembebasan buruh saat Perang Saudara di Utara, Edouard Rene de Laboulaye, yang mengusulkan agar Prancis menawarkan hadiah kepada Amerika sebagai pengakuan berakhirnya konflik tersebut.

Setelah perundingan bertahun-tahun, akhirnya Amerika bersedia membayar biaya pembangunan bangunan alas penyokong Patung Liberty, sementara Prancis membiayai pembangunan Patung Liberty itu sendiri.

Akhirnya, monumen itu diresmikan pada bulan Oktober 1886, oleh Presiden Grover Cleveland. Ribuan orang mendengarkan Presiden Grover Cleveland yang mengatakan ‘tidak akan melupakan liberty telah membangun rumahnya’, sembari menatap patung yang sudah dibuat, seperti yang kamu tahu sekarang ini. Patung tersebut tidak benar-benar mirip dengan karya Bartholdi yang merupakan visualisasi Mesir.

“Petani muslimah telah diganti dengan sosok wanita Barat yang ideal dan semboyan patung itu juga diubah dari Membawa Cahaya untuk Asia menjadi Liberty Mencerahkan Dunia. Tetapi, bentuk obor patung itu tidak berubah,” kata Oren. “Selama empat puluh tahun ke depan, ‘Lady Liberty’ akan memberikan kepada jutaan imigran saat pertama kali memasuki Amerika, sebuah harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan menjamin kebebasan mereka. Untuk Mesir, meskipun banyak orang Timur Tengah datang, tidak ada simbol tersebut,” lanjutnya.

Seandainya Mesir telah memiliki kondisi perekonomian yang lebih baik di masa lalu, Bartholdi mungkin telah membangun penghargaan besar kepada petani Muslimah melalui monumennya, yang kini menjadi Dewi Romawi lambang kebebasan di Amerika Serikat. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Kota Geel, Separuh Warganya Pasien Rumah Sakit Jiwa

5 Kelebihan Bahasa Jawa Dibandingkan Bahasa Lain di Dunia