Sejak lagu duet berjudul Percayalah dirilis pada 2 November 2015, Afgan dan Raisa menuai kesuksesan dan sambutan positif yang luar biasa dari penikmat musik. Bahkan, lagu ini sangat digemari oleh masyarakat karena liriknya yang menyentuh hati.
Saat menggelar jumpa pers di bilangan Menteng, Senin (21/12), Raisa mengaku senang bisa berkolaborasi dengan Afgan. “Senang banget karena ini duet pertama kali, apalagi sama Afgan yang jadi idaman banget. Dari dulu kalau ditanya mau duet sama penyanyi pria siapa, pasti jawabannya Afgan?,” ujar Raisa, seperti dilansir Liputan6, Selasa (22/12)

Layaknya Raisa, Afgan juga bahagia sekaligus kagum lantaran bisa terlibat proyek duet bersama kekasih Keenan Pearce itu. “Senang banget karena waktu kami tulis lagunya dua tahun lalu di sosial media dan dikasih judul next project song. Banyak fans yang tanya kapan rilisnya?,” timpal Afgan.
Raisa dan Afgan berharap Percayalah bisa menjadi lagu abadi yang dikenang sepanjang masa. “Semoga bisa jadi lagu everlasting dan ada di setiap acara weeding serta bisa diterima di industri musik Indonesia?,” imbuh Afgan.
“Bisa dicatat di dunia perduetan Indonesia. Bisa jadi salah satu ultimate duet song di acara weeding?,” sambung Raisa.

Rupanya, ada hal yang melatarbelakangi pembuatan lagu duet Percayalah. Apakah itu? “Kami awalnya pikir nggak mau bikin lagu yang temanya sakit hati. Soalnya kami sering diidentikkan dengan sesuatu yang romantis. Akhirnya kami memutuskan untuk bikin lagu Percayalah,” terang Raisa.
Afgan menambahkan, video klip Percayalah dapat membuat orang yang melihatnya terbawa akan suasana dari lagu tersebut. “Benar-benar Video klip ini banyak yang bilang seandainya terjadi sama mereka. Semua komentarnya bagus dan senang banget. Ada yang bilang ‘baper’ dan jadi berimajinasi mereka sendiri. Video klip ini mau kasih ke fans kita karena banyak yang nunggu. Video klip ini menceritakan gimana ketemunya,” kata Afgan
“Mungkin kita ga terlalu sering bawa kehidupan asli ke video klip. Dan ternyata menarik banget buat diceritain. Video klip ini lebih mirip aslinya, SMA ga ada interaksi, tahu-tahuan doang dia kakak kelas, aku ga berani ngobrol sama dia,” tutup Raisa.
(nha)