Mungkin kamu pernah belajar di pelajaran Sejarah, atau tahu dari media lain, kalau dulu negara Jepang, tepatnya di kota Hiroshima dan Nagasaki, dibom atom oleh AS. Ledakan dahsyat itu kemudian menjadikan bangunan-bangunan yang ada di sana pada waktu itu rata dengan tanah. Ajaibnya, ada korban selamat setelah melewati kejadian itu. Salah satunya adalah Tsutomu Yamaguchi.
Saat hari pengemboman di Hiroshima, seharusnya menjadi hari terakhir Tsutomu berada di Hiroshima, dan setelah itu dia akan kembali ke kampung halamannya di Nagasaki. Tsutomu Yamaguchi, yang berusia 29 tahun pada saat itu, merupakan karyawan Mitsubishi Heavy Industries perancang kapal tanker minyak. Dia telah bertugas selama 3 bulan di Hiroshima pada Agustus 1945. Tepat pada tanggal 6, ia berencana untuk kembali ke rumahnya di Nagasaki.
Pada pukul 8.15, ia menyaksikan pesawat pengebom mengudara di atas kota. Sesaat kemudian ia merasakan sinar yang amat menyilaukan diiringi suara, angin, dan juga udara panas yang menghantam dan membuatnya terlempar ke ladang kentang tak jauh dari sana. Padahal saat itu dia berada pada jarak 2 mil (sekitar 3 km) dari lokasi dijatuhkannya bom. Akibatnya, Tsutomu mengalami luka bakar, buta sementara, dan kehilangan pendengaran di telinga sebelah kiri.
“Saya tak tahu apa yang terjadi. Kurasa saya pingsan sesaat. Begitu saya membuka mata, semuanya gelap, dan saya tak bisa melihat banyak,” katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (15/1/2016).
Beruntung, stasiun kereta masih ada yang beroperasi pada saat itu. Setelah bermalam di sebuah tempat perlindungan bersama rekan-rekannya, ia pun pergi menuju stasiun, berenang melewati sungai penuh korban bom, dan melaju dengan kereta menuju rumahnya di Hiroshima.
Sesampainya di Nagasaki, teman-temannya tak mengenalinya. Bahkan ibunya sendiri menganggap dirinya hantu, karena dianggap sudah tewas akibat bom Hiroshima. 3 hari kemudian, tepatnya pada tanggal 9 Agustus, Tsutomu kembali bekerja di Mitsubishi.
Saat dirinya sedang berbincang dengan atasan yang tak percaya mengenai keadaan yang dialaminya, ia mendengar sirine meraung. Sekali lagi ia menyaksikan sinar yang membutakan matanya, dan langsung bertiarap. Tsutomu tak mengalami luka fisik tambahan dari ledakan ini. â??Saya mengira awan jamur itu mengikuti saya dari Hiroshima,â? ujarnya.
Istri dan anaknya juga selamat dari serangan bom itu, namun rumah mereka rusak. Meski menjadi korban bom sebanyak dua kali di Hiroshima dan Nagasaki, serta terpapar radiasi mematikan, Tsutomu masih bisa bertahan hidup hingga umurnya 93 tahun, sebelum akhirnya meninggal akibat kanker pada tahun 2010.
Meskipun banyak korban yang selamat akibat serangan bom itu, Tsutomu adalah orang pertama yang diakui pemerintah Jepang sebagai korban selamat atas peristiwa tersebut. “Menjadi korban bom sebanyak dua kali dan selamat, mungkin sudah takdir saya untuk membicarakan pengalaman saya ini pada dunia,” katanya ke PBB pada tahun 2006.
“Setelah saya meninggal, saya ingin generasi setelah saya mengetahui apa yang terjadi pada kami saat itu,” tutupnya.
Walaupun dua kali tarpajan radiasi nuklir dan pendengaran pada telinga kirinya terganggu, dua anaknya yang lahir setelah kejadian itu, hidup sehat. Sebelum meninggal, ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berkampanye di PBB mengenai pelucutan senjata nuklir bagi semua negara. (tom)