Kecanggihan TV Buatan Orang Indonesia yang Jadi Berita

Setelah kabar ‘Iron Man’ asal Indonesia, ada juga kabar yang cukup ramai diperbincangkan belakangan ini, yaitu kabar mengenai TV rakitan yang dibakar atau dimusnahkan, padahal TV itu adalah karya anak bangsa. Berikut adalah kisahnya, seperti dikutip jadiBerita dari berbagai sumber.

Pembuat TV rakitan itu adalah Muhammad Kusrin bin Amri, seorang pria berusia 37 tahun. Diketahui kalau Kusrin adalah pria lulusan SD, namun dirinya sangat pandai merakit TV. Sebelum merakit TV, dia sempat menjadi tukang servis elektronik keliling. Dari situlah kemudian dia mulai mengembangkan ilmunya tentang elektronik.

â??Waktu itu, saya mulai usaha dengan membeli radio rusak harganya Rp 80 ribu. Saya bawa pulang lalu saya service di rumah. Saya jual laku Rp 200 ribu,â? ujar laki-laki dengan logat Jawa yang kental tersebut saat berbincang dengan Menteri Perindutrian Saleh Husin.

Kusrin dan TV buatannya (Liputan6)
Kusrin dan TV buatannya (Liputan6)

Modal Rp 200 ribu itu digunakannya untuk membeli perangkat telekomunikasi pesawat radio FM. Perangkat ini dipakai untuk berkomunikasi dengan sesama pelaku usaha jasa service elektronik di dekat tempat usahanya di Karanganyar.

â??Dari situ kita sesama service elektronik belajar tentang teknik-teknik baru di bidang perbaikan elektronik, kita saling bagi pengalaman, bagi pengetahuan,â? aku dia.

Kegiatannya tersebut terus ditekuni hingga dirinya bisa merakit satu unit televisi utuh memanfaatkan tabung bekas layar komputer. Inilah yang membuat televisi rakitan ini terbilang canggih, karena dengan menggunakan monitor komputer dan juga komponen bekas, Kusrib mampu menyulapnya menjadi televisi yang berfungsi normal, layaknya televisi baru. Bahkan, Kusrin mampu membuat televisi itu berfungsi lewat remote control, padahal sebelumnya itu hanya monitor komputer, yang bekerja tanpa remote.

TV rakitan ini juga dikatakan lebih baik dibandingkan dengan TV bekas biasa, karena kualitas dan ketahanannya, sehingga tidak mudah rusak meskipun dibuat dari bahan bekas.

Menariknya, semua kegiatan usahanya tersebut dilakukannya tanpa bekal pendidikan formal. Ia melakukannya secara otodidak dengan membongkar dan merakit ulang alat-alat elektronik tersebut.

â??Saya ngutak-ngutik sendiri. Nggak pernah ikut les,â? pungkas dia.

Harga televisi yang bisa dibilang canggih meskipun dibuat dari barang elektronik bekas ini dijual dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu tiap unit. Televisi ini dibeli oleh kalangan masyarakat menengah kebawah. Televisi yang dibuatnya berukuran 14 dan 17 inchi dengan dibungkus dari kardus bekas.

Sayangnya, usaha Kusrin tidak berjalan mulus, dia ditangkap tim Reskrim Polda Jawa Tengah pada Maret 2015, dengan tuduhan tidak memiliki izin produksi. Dari lokasi penggerebekan berhasil diamankan ratusan televisi rakitan dengan berbagai merek.

Pada awal Desember tahun lalu, Pengadilan Negeri Karanganyar menjatuhkan vonis Kusrin bersalah dengan hukuman 6 bulan penjara dan denda Rp 2,5 juta. Sebanyak 161 unit TV rakitan Kusrin akhirnya dimusnahkan oleh Kejaksaan Negeri Karanganyar karena dianggap sebagai barang bukti tindak kejahatan.

Pemusnahan TV rakitan Kusrin (Merdeka)
Pemusnahan TV rakitan Kusrin (Merdeka)

Namun, setelah penangkapan itu, TV rakitan Kusrin justru mendapat sertifikat SNI dari Kementerian Perindustrian. Sertifikat ini diberikan langsung oleh Menteri Perindustrian, Saleh Husin, beberapa waktu yang lalu.

â??Ini adalah produk yang dihasilkan oleh Mas Kusrin. Dan SNI yang sudah didapat itu, inilah yang ditunggu oleh Mas Kusrin selama ini,â? ucap Menperin, Saleh Husin.

Kusrin mendapatkan SNI (Merdeka)
Kusrin mendapatkan SNI (Merdeka)

Akhirnya, TV rakitan Kusrin yang diberi merek Veloz, Zener, dan Maxreen itu mendapatkan SNI dan bisa dipasarkan.

“SNI ini untuk tiga merek TV saya, Veloz, Zener, dan Maxreen. Semua sama, yang membedakan hanya warna untuk memberikan pilihan bagi konsumen. Harga jual Rp 400-500 ribu dan saya distribusikan ke Karesidenan Solo sampai Yogya. Per hari saya memproduksi sampai 150 unit,â? ujar Kusrin.

Kusrin di Istana Merdeka (Covesia)
Kusrin di Istana Merdeka (Covesia)

Dianggap kompeten dan kreatif, Presiden Joko Widodo akhirnya memanggil Kusrin ke Istana untuk memberikan apresiasi.

Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Kusrin hari Senin, 25 Januari kemarin. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi, Joko Widodo terkejut melihat televisi yang dibawa oleh Kusrin ke Istana Merdeka.

Kusrin menemui Jokowi (Kompas)
Kusrin menemui Presiden Jokowi (Kompas)

â??Dari sisi profesional sudah jadi standard untuk bisa dikomersilkan. Kardus pun sudah pakai brand,â? kata Johan saat mendampingi Kusrin, usai bertemu Jokowi, di Istana Merdeka.

Johan mengatakan, Jokowi menilai televisi rakitan Kusrin yang bermerek Maxreen ini bukan sekadar televisi untuk kalangan menengah ke bawah.

â??Tapi yang penting rakyat di bawah ini kan bisa mengakses informasi, bisa melihat berita, melihat informasi. Jadi selain fungsi UKM ada fungsi yang lebih penting lagi,â? ucap Johan.

Menurut Johan, atas usaha kreatif Kusrin, Presiden Jokowi secara pribadi memberikan bantuan tambahan modal. Namun Johan tak menyebut jumlah modal yang diberikan untuk Kusrin itu.

Meskipun saat ini Kusrin masih merakit TV tabung alias CRT, ke depannya dia ingin merakit TV LED, TV yang lebih canggih, yang sudah mulai banyak digunakan oleh banyak orang. Namun sementara ini, permintaannya masih banyak TV CRT.

Semoga Kusrin semakin sukses dan bisa menghasilkan TV yang lebih canggih lagi untuk bisa digunakan oleh seluruh warga Indonesia. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Mahasiswa Binus Bikin Kursi Roda yang Digerakkan Sinyal Otak

5 Lagu yang Bercerita Tentang Bulan Januari