Pikiran manusia siapa yang tahu. Itulah kata-kata yang sudah tertanam pada diri kita sejak lama. Namun, tampaknya kini pikiran manusia sudah bisa dibaca. Bagaimana caranya?
Sebuah penelitian dengan menggunakan alat bantu komputer baru saja digalangkan para peneliti asal University of Washington, Seattle, Amerika Serikat. Penelitian ini diadakan demi mengetahui pikiran yang ada di otak seseorang secara langsung. Orang yang mempunyai gagasan tentang ini adalah Rajesh Rao, seorang ilmuwan saraf.
Rajesh menjalankan penelitian ini awalnya agar bisa membantu orang-orang yang tidak bisa berbicara (tuna wicara/tuna rungu) atau punya kesulitan berkomunikasi. Sebelum penelitian yang dilakukan Rajesh, sebuah studi yang sempat terjadi pada tahun 2011, beberapa ilmuwan mencoba menerjemahkan gelombang otak dari video yang dipertontonkan ke seseorang sebagai objek.
Selanjutnya, pada tahun 2014, ada dua orang ilmuwan mencoba menghubungkan isi pikiran dua orang secara satu sama lain agar saling berhubungan. Mereka menyebut kegiatan ini dengan sebutan brain-to-brain. Inti dari penelitian ini adalah kedua orang dengan pikiran yang berbeda dipertemukan lewat sebuah penelitan biar bisa saling membaca pikiran satu sama lain.
Dari hasil penelitian brain-to-brain itu, para peneliti berhasil menyimpulkan bahwa komputer ternyata bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran seseorang dengan membaca aktivitas otak mereka.
Sementara, dalam penelitian yang dilakukan oleh Rajesh ini dia mencoba melihat apakah metode ini benar-benar berfungsi dengan meminta 7 orang penderita epilepsi parah sebagai objek peneliatannya. Masing-masing dari mereka sudah menjalani operasi dan ditanami elektroda di dalam, dengan tujuan untuk menerjemahkan apa yang ada di dalam pikiran mereka.
â??Mereka akan ditanami elektroda, setelah itu kami memberikan beberapa tugas selama mereka tinggal di rumah sakit yang bisa berguna bagi penelitian,â? ucap Dr. Jeff Ojemann, seorang ahli bedah saraf di University of Washington Medical Center di Seattle, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Eurekalert, Senin (8/2/2016).
Rajesh dan rekan ilmuwan lainnya lalu membiarkan para objek penelitian untuk melihat beberapa gambar yang diberikan lewat komputer, seperti perbedaan visualisasi waktu saat melihat orang dan sebuah rumah.
Pada waktu yang bersamaan, dengan elekroda yang sudah ditanam, pikiran mereka akan dihubungkan ke sebuah program komputer yang bisa menganalisis gelombang otak sebanyak 1000 kali per detik. Penghubungan ini dibuat untuk melihat reaksi mereka, apakah sinyal yang terdapat di otak tampak seperti saat mereka melihat wajah atau rumah. Hasilnya, 96% gelombang yang dihasilkan dan diprediksi dengan komputer hampir tepat dengan tingkat akurasi 96%.
Hebatnya lagi, dari penelitan yang mereka adakan pada tanggal 21 Januari 2016 kemarin, program komputer yang mereka gunakan bisa membaca pikiran seseorang dalam waktu 20 milidetik secara instan.
Meski merupakan terobosan baru, program komputer yang tidak diketahui namanya ini masih berada dalam tahap awal, dan masih perlu disempurnakan lagi. Bisa jadi untuk tahun-tahun berikutnya, telah diciptakan program pembaca pikiran manusia yang lebih canggih lagi. (tom)