Nama Eka Kurniawan(40), memang tak bisa dilepaskan dari perkembangan sastra di Indonesia. Dia berhasil menuangkan buah pikirnya ke dalam bentuk tulisan yang indah dan menggugah. Tak hanya terkenal di dalam negeri, namanya pun sudah tersohor di luar negeri. Hal ini semakin terbukti setelah dirinya dianugerahi World Readers Awards yang dihelat di Hongkong Selasa (22/3).
Setelah karyanya yang berjudul Man Tiger atau Lelaki Harimau masuk dalam nominasi penghargaan buku terkenal Inggris, The Man Booker Prize 2016 yang bersanding bersama belasan novel karya tersohor dunia, seperti penulis Jepang, Kezaburo Oe, Turki (Orhan Pamuk), Korea Selatan (Han Kang), Italia (Elena Ferante), atau Prancis (Marie NDiaye), kini giliran novelnya yang berjudul Beauty is Wound atau Cantik Itu Luka, berhasil memenangkan penghargaan perdana World Readers.
Direktur penghargaan ‘World Readers’ Nury Vittachi, seperti yang dikutip dari situs BBC Indonesia, mengatakan, suara-suara dari sastrawan Asia masih jarang terdengar di panggung dunia. “Tapi hari ini, kita mendeklarasikan perang terhadap mereka yang menyatakan sastrawan dan penulis di bagian timur dunia tidak bisa kaya, kuat, menyenangkan dan kreatif dalam dunia sastra,” ujarnya.
Penganugerahaan tersebut diberikan pada 22 Maret, di depan ratusan orang yang hadir. Acara ini disponsori oleh Hong Kong Science and Technology Parks Corporation yang menekankan inovasi dan kreativitas manusia.
AnnieTucker, penerjemah Cantik itu Luka, yang turut meraih penghargaan, menggambarkan novel Eka sebagai suara khas Jawa Barat yang segar dan mampu membangkitkan pengaruh lokal kepada pembaca. Eka yang mampu mengkolaborasikan teater wayang, cerita rakyat, horor Indonesia, dan seni bela diri dalam balutan fiksi, telah menunjukan betapa cerdasnya penulis kelahiran Tasikmalaya ini.
Novel Beauty is Wound diterjemahkan ke dalam 24 bahasa dan kritikus menyandingkannya dengan karya-karya Gabriel Garcia Marquez dan Fyodoor Dostoevsky. Sedangkan ‘Man Tiger’ dialihbasakan ke dalam 5 bahasa, dan di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 lalu, nama Eka Kurniawan menjadi salah satu highlight dalam pameran buku tertua dan terbesar di dunia tersebut.
Penghargaan yang diraih Eka Kurniawan, semoga mampu memberi inspirasi kepada penulis Indonesia dan juga JBers untuk terus berkarya. (rei)