Ini Dia Film dengan Budget Paling Rendah di Dunia, Kurang dari Rp 1 Juta

Untuk bisa memproduksi satu film, biasanya budget yang dibutuhkan tidak sedikit, dari berjuta-juta hingga miliar bahkan triliunan. Biasanya film yang memakan biaya miliaran adalah film Hollywood yang membutuhkan banyak efek khusus. Meski demikian, ternyata ada film yang diproduksi dengan budget yang sangat rendah. Film apakah itu?

Film yang diproduksi dengan budget rendah itu adalah “Colin”. Dilansir dari Daily Mail, Jumat (15/7/2016), film asal Inggris ini hanya membutuhkan biaya sebesar 45 Poundsterling atau sekitar Rp 790 ribu, yang bisa jadi merupakan film dengan budget paling rendah di dunia.

Colin (Covershut)
Colin (Covershut)

Kenapa film ini tidak memakan biaya yang tinggi? Rupanya, sang sutradara, Marc Price, membuat film ini dengan peralatan seadanya, seperti misalnya handicam standar. Bahkan, para aktor, para figuran, serta para kru yang terlibat dalam film ini tidak dibayar, alias kerja dengan sukarela. Hal ini wajar saja, karena kebanyakan yang terlibat dalam pembuatan film ini adalah teman dari Marc sendiri. Bahkan Marc juga menyuruh mereka untuk mempersiapkan senjata yang ada di rumah mereka masing-masing.

“Biaya terbesar dalam pembuatan film ini hanyalah untuk membeli linggis, mini DV tape, serta kopi dan teh untuk para kru, itu juga saya memilihnya yang murah,” kata sang sutradara.

Film “Colin” yang rilis pada tahun 2008 ini merupakan film bertema zombie, namun dengan pendekatan yang berbeda. Jika biasanya film zombie diambil dari sudut pandang manusia, maka dalam film ini sudut pandangnya justru dari zombie.

Syuting dari film berdurasi 97 menit ini dilakukan di Swansea dan London, Inggris, dan memakan waktu hingga 18 bulan hingga filmnya selesai. Meski berbudget rendah, film ini nyatanya berhasil masuk ke festival film bergengsi, yaitu Cannes Film Festival. Namun, Marc mengaku tidak menghadiri festival tersebut karena malu, dan memilih untuk nongkrong di bar di dekat venue festivalnya.

Marc Price (Filmint)
Marc Price (Filmint)

Menariknya, sang sutradara sendiri ternyata tak pernah mengikuti pendidikan formal untuk jurusan perfilman, dan mendapatkan ilmu perfilman hanya dari menonton bonus content dari DVD film serta komentar dari para sutradaranya.

Hal ini membuktikan kalau budget tinggi belum tentu bisa menghasilkan film yang berkualitas, dan budget rendah juga belum tentu menghasilkan film yang buruk.

Kamu bisa lihat video trailernya berikut ini.

(tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Berkunjung ke Kawah Keneng Rancabolang Ciwidey yang Anti Mainstream

Masjid Soeharto, Kenangan Pak Harto di Bosnia