Nama Benjamin (Ben) Kickz mungkin masih asing bagi kamu. Sekilas, Ben terlihat seperti remaja Amerika Serikat biasa. Akan tetapi, bila kamu bertanya kepada kolektor sneaker, nama Benjamin Kickz dan website-nya, sneakerdon.com akan kerap kali muncul.
Meskipun Kickz adalah nama yang keren, nama belakang Ben yang sebenarnya adalah Kapelushnik. Namun, seperti klien-kliennya yang berprofesi sebagai rapper, remaja ini pun mengadopsi nama tersebut.
Di usianya yang masih 16 tahun, Ben telah meraup jutaan dolar (miliaran rupiah) dengan menjadi reseller sneaker. Pelanggan-pelanggannya termasuk seleb papan atas seperti Drake, P.Diddy, DJ Khaled, Paris Hilton, dan Floyd Mayweather.
https://www.instagram.com/p/BIOXLBMAiNm/?taken-by=benjaminkickz
Kalau kamu punya uang, remaja ini akan menemukan sepatu sneaker sesuai dengan permintaan kamu, meskipun sepatu tersebut sudah tidak dijual lagi sejak 10 tahun yang lalu atau limited edition. Bahkan, melalui sumber-sumber yang disebutnya dengan â??plugsâ?, Ben bisa menjual sepatu yang belum dirilis ke pasaran.
Ben masih berusia 12 tahun ketika mulai memasuki industri jual beli sneaker yang kini dihargai USD 12 miliar (sekitar Rp 156 triliun). Pada saat itu, ibunya membelikan sepasang sepatu Nike, dan keesokan harinya, Ben mulai mempelajari usaha tersebut.
Dia membaca majalah untuk mengetahui minat pasar, menggunakan uang bar-mitzvah-nya untuk membeli sepatu, mempelajari pasar jual beli sneaker, dan menemui penggemar-penggemar sneaker pada acara pameran.
https://www.instagram.com/p/BI6NRYiA1Sy/?taken-by=benjaminkickz
Saat dia berada di tingkat pendidikan setara kelas II SMP, Ben membeli sepasang sepatu Le Bron x MVPs yang hanya dijual di 10 toko oleh Nike. Lalu, sebelum dia sempat memegang sepatu tersebut, Ben telah menjualnya ke seorang teman dengan harga USD 4 ribu (sekitar Rp 52 juta).
Ben yang berpikir jauh lebih dewasa dari umurnya ini mempelajari hal-hal tersebut melalui musik hip-hop. “Aku melihat Lil Wayne mengenakan rantai seharga 100 ribu dollar di dalam sebuah (mobil) Rolls-Royce,” jelasnya seperti dikutip dari New York Magazine, Kamis (18/8/2016).
â??Walaupun itu bukan gaya hidup yang kuinginkan untuk anak-anakku, tetapi ketika aku mendengarnya, hal itu membuatku ingin memiliki kalung berlian dan menyetir Ferrari. Aku berpikir pada diriku sendiri, aku harus menemukan cara untuk melakukannya,â? ungkapnya.
Kemudian, dengan Le Bron x MVPs tersebut, Ben membeli sepatu pertamanya dalam jumlah grosir, 85 pasang Air Jordan 1 Retro High OG â??Powder Blueâ?, dan menunjukkannya kepada semua orang.
â??Ketika aku mengunggahnya, semua orang berpikir, â??Wow, dia punya banyakâ??,â? ujarnya.
Dia melanjutkan, â??Jadi aku menunjukkannya ke plugs lainnya, dan mereka juga berpikir, â??Okay, kalau dia punya uang untuk beli ini semua, dia bisa beli dari kita juga.â?? Dan aku mulai membeli lebih banyak lagi.â? Nama Ben pun mulai berkibar di kalangan plugs dan semakin bersemangat dalam menjalankan bisnisnya.
https://www.instagram.com/p/BJOUDBmAGvW/?taken-by=benjaminkickz
Kini, Ben duduk di bangku tingkat pendidikan setara SMA, dan dia tidak pernah keluar rumah kecuali untuk memperluas jangkauan usahanya. Dia berkata, â??Aku tidak berminat untuk pergi ke pesta bersama teman-teman. Selain membosankan, itu juga tidak ada gunanya untuk masa depan.â?
Yang patut dipuji, walaupun menjual sepatu-sepatu kepada selebriti, Ben tidak minum alkohol ataupun menggunakan obat-obatan terlarang. Dia selalu memastikan bahwa hubungannya dengan pelanggan sangat profesional.
Dengan semua kerja keras ini, tidak heran bila Ben berhasil di dunia jual beli sneaker. Hanya di rumahnya, Ben bisa kembali menjadi anak-anak. Dia bermain dengan binatang peliharaannya, mengurus adiknya, dan memeluk ibunya.
Sepanjang dinding kamarnya, barisan demi barisan simbol pencapaian hidupnya berjajar bersama dengan sepatu Nike pertamanya yang berwarna oranye, Air Jordan 12 terbaru, yang ditandatangani oleh Drake, serta bantal yang berilustrasikan Ben dikelilingi kotak sepatu tengah duduk manis mengamati dirinya yang terlelap. (tom)