Dibanding Negeri Sendiri, 5 Film Indonesia Ini Lebih terkenal di Luar Negeri

Hutomo Dwi

Film Indonesia tak kita sadari memiliki kualitas cerita yang bisa menyamai film Hollywood, meskipun secara teknologi masih tertinggal. Bahkan ada juga film Indonesia yang lebih terkenal di luar negeri dibandingkan Indonesia sendiri. Film apa saja? Berikut kelima filmnya, seperti dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.

1. After The Curfew (Lewat Djam Malam)

Film yang dibuat pada tahun 1954 ini bercerita tentang seorang pahlawan yang berhenti menjadi tentara dan memulai hidupnya menjadi seorang warga biasa. Tapi rencana yang dia buat tidak berjalan sempurna. Negara yang telah dia perjuangkan ternyata mempunyai masyarakat yang tidak mempunyai moral. Film yang direstorasi oleh National Museum Of Singapore dan World Cinema Foundation ini juga diputar di Cannes Film Festival tahun 2012.

2. Tjoet Nja’ Dhien

Tjoet Nja’ Dhien (Indonesiashowbiz)

Film ini disutradarai oleh Eros Djarot, menceritakan tentang aksi kepahlawan Cut Nyak Dhien yang mengorganisir tentara Indonesia untuk melawan penjajah Belanda. Film ini adalah film Indonesia pertama yang diputar di Cannes Film Festival dan mendapat penghargaan Best Internasional Film.

3. The Warrior (Jaka Sembung)

The Warrior (Avaxhome)

Film ini mengisahkan tentang Jaka Sembung yang berjuang untuk bebas dari pemerintahan Belanda. Film yang dibuat pada tahun 1981 oleh sutradara Sisworo Gautama ini dirilis pertama kali di Mondo Macabro pada tahun 2002 dalam seri film fantasi Indonesia.

4. Mystics in Bali (Leyak)

Mystics in Bali (Amazon)

Bercerita tentang penulis muda asal Amerika yang tertarik untuk mempelajari rahasia ilmu gaib kuno leak untuk buku yang sedang dia tulis. Terlibat terlalu dalam mempelajari ilmu tersebut membuat dia mulai melakukan ritual aneh dan kejam. Film yang disutradari oleh H. Tjut Djalil ini pernah dibahas oleh state TV dalam program “Cinemassacre’s Monster Madness” yang disetarakan dengan film “Shaw Brothers”.

5. The Act of Killling (Jagal)

The Act of Killling (Indonesiashowbiz)

Film dokumenter yang mewawancarai Anwar Congo salah satu pelaku pembantaian PKI yang diminta untuk menrekonstruksi kembali ingatannya pada saat kejadian itu. Film yang masuk dalam nominasi Oscar kategori Dokumentasi Terbaik serta memenangkan BAFTA kategori dokumenter terbaik juga dibicarakan oleh dua sutradara terbaik di dunia. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.