Inilah Sinetron yang Dinilai Tak Layak Tonton

Hutomo Dwi

Televisi punya pengaruh besar dalam perkembangan masyarakat terutama dalam pola pikirnya. Pasalnya televisi punya tingkat ekspos yang tinggi di antara media massa lainnya. Meski demikian, salah satu tayangan televisi yang punya jam tayang paling tinggi dan paling banyak ditonton, sinetron, dipandang makin hari makin meresahkan. Berikut adalah beberapa sinetron yang dinilai tak layak tonton olej KPI, dilansir dari Kapanlagi, Minggu (18/5/2014).

1. Ganteng Ganteng Serigala

Seperti terbaca dari judulnya, sinetron satu ini memaparkan kisah perseteruan antara manusia serigala dan juga kaum vampir. Bisa dibilang kalau ini adalah “Twilight” versi sinetron. Yang membuat sinetron ini tak layak tonton adalah banyak terdapat kekerasan verbal seperti mengumpat, bergunjing, dan mencela.

2. Ayah Mengapa Aku Berbeda

Sinetron ini diangkat dari film layar lebar berjudul sama, dan dibintangi oleh Dinda Hauw. Jika filmnya menuai pujian karena menyertakan kisah menyentuh dan sarat pesan, sinetronnya yang baru tayang Maret lalu ini ternyata banyak berisi dengan dialog-dialog bullying dan juga kekerasan verbal.

3. Pashmina Aisha

Mengulang resep lama dalam sinetron yakni tentang keluarga kaya versus keluarga miskin, sinetron ini pun akan memaparkan tentang jurang perbedaan antara keluarga kaya dan keluarga miskin. Tak luput perseteruan serta perebutan harta menjadi bumbu-bumbunya. Dengan tema yang demikian tentulah kekerasan verbal jadi menu wajib dalam setiap episodenya, ditambah dengan banyaknya ancaman pembunuhan, yang jelas menjadikan sinetron ini bukan menjadi acara yang mendidik.

4. ABG Jadi Manten

Sama seperti sebelumnya, sinetron ini juga menyisipkan kekerasan verbal, cacian, dan juga bullying. Penokohan unik kedua tokoh utamanya (kemayu dan tomboy) ternyata menjadi bahan segar untuk lontaran cacian dari tokoh-tokoh yang lainnya.

5. Diam-diam Suka

Hampir sama seperti sinetron Indonesia kebanyakan, terutama sinetron yang mencakup tentang kehidupan remaja, sinetron ini terlalu melebih-lebihkan kehidupan remaja di sekolah maupun di kampus. Alih-alih menekankan pada hal-hal yang wajar dan riil, sinetron ini lebih menekankan pada perseteruan antar murid dengan kekerasan verbal dan bullying. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.