5 Musisi yang Bertahan dengan Idealismenya

Hutomo Dwi

Hubungan antara musisi dengan label atau industri musik tak selalu mulus. Ada saja perselisihan di antara mereka. Biasanya perselisihan itu diakibatkan oleh idealisme musisi yang tidak sejalan dengan label rekaman. Meski banyak musisi yang akhirnya mengalah dengan label rekaman, tidak demikian halnya dengan 5 musisi ini. Mereka menunjukkan kalau tak selamanya idealisme dan kreativitas para musisi dikalahkan oleh industri musik. Siapa saja mereka? Berikut kelima musisinya, seperti dilansir dari Hai-Onlinecom, Rabu (29/7/2015).

1. The Clash

The Clash (Hai Online)
The Clash (Hai Online)

Saat akan merilis album “London Calling”, The Clash merekam lagu terlalu banyak. Sang label rekaman, Colombia, berniat merilisnya menjadi double album dengan harga yang cukup mahal. Sebagai band punk, The Clash menolak ide Colombia untuk menjual album tersebut dengan harga mahal. Mereka tetap menjualnya seharga album biasa, dan Colombia pun sepertinya minta maaf, pasalnya album itu kini dikenal sebagai salah satu album terbaik di dunia.

2. Arctic Monkeys

Arctic Monkeys (Hai Online)
Arctic Monkeys (Hai Online)

Sebelum merilis single, Arctic Monkeys pernah tercatat berhasil menjual sekitar 2 ribu tiket konsernya. Mereka saat itu memilih untuk tidak tergabung ke dalam label rekaman dan bekerja sama dengan MySpace. Mereka adalah salah satu band pertama yang memanfaatkan internet dan sukses. Berkat MySpace, musik Arctic Monkeys terdengar ke seluruh penjuru dunia tanpa bantuan major label sekalipun.

3. Wilco

Wilco (Hai Online)
Wilco (Hai Online)

Bersama Reprise Records, Wilco berhasil menelurkan tiga album. Sayangnya, untuk album keempat, Reprise tak begitu senang dengan karya mereka. Katanya tidak komersial. Wilco tidak peduli dan akhirnya malah meninggalkan label besar itu. Sebagai bentuk pemberontakan, Wilco menyiarkan albumnya secara gratis di situs mereka (streaming album bukan hal umum di tahun 2001). Dan kenyataannya, album keempat berjudul “Yankee Hotel Foxtrot” itu sukses dapat platinum, mendapat review positif, bahkan jadi salah satu album terbaik dalam dekade terakhir.

4. Radiohead

Radiohead (Hai Online)
Radiohead (Hai Online)

Radiohead bersama EMI sempat berselisih karena EMI ingin merilis kompilasi lagu-lagu Radiohead dalam “Greatest Hits”. Meski tidak setuju, Radiohead terpaksa mengalah dengan keputusan EMI itu. Tak terima, mereka akhirnya merilis album yang pembelinya bisa tentukan sendiri harganya. Bahkan gratis. Menurut pengakuan gitaris Ed Oâ??Brien, album berjudul “In Rainbows” itu justru mendapatkan lebih banyak uang dibanding greatest hits milik EMI.

5. Taylor Swift

Taylor Swift (Hai Online)
Taylor Swift (Hai Online)

Taylor Swift, atau disapa Tay, memang peduli dengan musik. Hal ini dibuktikan dengan dirinya yang mengirim surat terbuka ke Apple. Tay satu-satunya yang berani bilang kalau Apple Inc itu nggak adil kepada para penyanyi. Pasalnya sebelum surat itu diterima, yang disepakati adalah Apple tidak akan memberikan royalty dalam waktu percobaan selama tiga bulan untuk layanan terbarunya Apple Music. Mendapatkan surat dari Tay, Apple Music mengubah keputusannya. Mereka akan mewajibkan semua seniman menerima cek royalti selama 3 bulan dalam masa percobaan itu. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.