Nama adalah Doa dari Orangtua, Benarkah?

Hutomo Dwi

Pemilihan nama untuk anak, biasanya selalu diasosiasikan dengan frase ‘nama adalah doa.’ Oleh karena itu, tiap orangtua seringkali membawa banyak sekali filosofi di balik sebuah nama yang diberikan kepada anaknya.

Namun bisakah hal ini berpengaruh nantinya di kehidupan sang anak? Bisakah ilmu pengetahuan menjelaskan secara ilmiah bagaimana hal ini bisa berpengaruh?

Ternyata hal ini cukup erat kaitannya dengan sains, di mana penamaan anak punya dampak yang cukup serius dalam jangka panjang. Berbagai riset ternyata telah menunjukkan kalau sebuah nama saja bisa mempengaruhi berbagai hal seperti kesuksesan hingga popularitasnya di masa depan.

Hal ini tidak serta merta merupakan ‘doa’ yang jadi pengaruh, namun bagaimana penamaan seorang anak mempengaruhi bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya.

Ilustrasi nama-nama orang (Bintang)

Dilansir dari Medical Daily, Senin (6/3/2017), seorang profesor yang meneliti tentang hal ini menyatakan bahwa ada 4 kategori sebuah nama dipandang masyarakat: dipandang sebagai nama yang beretika dan perhatian, nama yang menyenangkan dan populer, nama feminin, serta nama maskulin. Menurut sang profesor, sebuah nama bisa dianalisa bagaimana nama tersebut masuk dalam kategori apa Sebuah nama bisa mencetak angka tinggi di sebuah kategori, namun bisa sangat rendah di kategori lain.

Sebagai contoh, sang profesor menemukan kesimpulan dari riset bahwa guru akan memberi nilai lebih baik pada seorang siswa dengan nama yang terdengar pintar. Selain itu, para pemilih untuk ajang kontes kecantikan akan cenderung memilih kontestan dengan nama yang feminin.

Jadi dalam memberi nama anak, jika kamu memberi nama anak dengan nama yang terdengar jenius, dia bisa jadi akan benar-benar pintar. Begitupun dengan memberi nama anak dengan nama yang sangat feminin, dia akan tumbuh jadi anak yang cantik.

Selain itu, kultur juga sangat berpengaruh. Menurut sang profesor, nama yang mengandung unsur nama orang kulit hitam akan lebih sulit diterima kerja ketimbang nama dengan kulit putih. Mungkin jika konteksnya dibawa ke Indonesia, seseorang dengan nama yang mengandung kosa-kata yang diambil dari Kitab Suci tertentu akan lebih mudah diterima kerja di lingkungan kerja yang punya latar belakang agama yang sama.

Namun, hal ini cukup kontras dengan keadaan saat ini di mana nama anak jadi makin unik. Beberapa studi yang dimuat di New York Times, menyebut bahwa seorang anak dengan nama yang tidak lazim dan terlalu unik, cenderung punya nilai yang jelek secara akademik, dan tidak terlalu populer dibanding teman-temannya yang lain.

Ilustrasi nama-nama orang (Beevolve)

Dari studi yang sama, banyak ditemukan kasus di mana anak-anak dengan nama unik pada akhirnya punya sifat yang ‘aneh’, meski pada akhirnya hal tersebut ternyata tidak buruk dan justru bagus di beberapa aspek seperti kreativitas dan karya.

Jika kamu ingin punya anak yang bekerja kantoran, sebaiknya kamu tak memberi nama anak kamu dengan nama yang unik, karena menurut studi yang sama, para bos terkadang hanya menghakimi para pelamar kerja yang akan bekerja di perusahaannya hanya berdasarkan nama.

Dengan begini, ungkapan nama adalah doa bisa jadi benar adanya dan telah dibuktikan secara ilmiah. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.