Andrew Carnegie, Orang Paling Kaya dan Dermawan Sepanjang Sejarah

Hutomo Dwi

Banyak orang kaya yang kini menjadi filantropis, atau dermawan yang menyumbangkan hartanya. Harta mereka disumbangkan untuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan hingga kesehatan. Bill Gates, orang terkaya dunia contohnya, yang punya yayasan Bill and Melinda Gates Foundation.

Warren Buffet, Mark Zuckerberg, dan miliarder yang juga orang terkaya dunia saat ini sering menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal.

Rupanya, jauh sebelum Bill Gates dan Mark Zuckerberg, ada juga orang yang melakukan hal serupa. Dia adalah pria bernama Andrew Carnegie. Dilansir dari The Week, Rabu (25/1/2017), Andrew Carnegie merupakan orang pertama yang menjadi filantropis.

Andrew Carnegie (Thebestyoumagazine)

Zaman dahulu, tumbuhnya industri telah menciptakan pemisah kekayaan antara pekerja di bawah dan dengan pimpinan yang kala itu disebut robber baron alias perampok. Robber baron kala itu diartikan sebagai kapitalis dan orang kaya yang tidak bermoral.

Dalam rangka mengatasi ketidakseimbangan ini, dan mungkin juga untuk meningkatkan reputasi mereka saat mendekati masa tuanya, beberapa pebisnis terkaya memilih untuk menyumbangkan hampir seluruh hartanya, salah satunya adalah Andrew Carnegie ini.

Carnegie kelahiran tahun 1835 asal Skotlandia yang juga pemilik perusahaan baja US Steel, yakin bahwa pengusaha sukses, secara moral wajib menyumbangkan hartanya membantu yang lain. Ketika meninggal pada tahun 1919, Carnegie memberikan lebih dari 90 persen hartanya atau setara dengan Rp 66,5 triliun saat ini, dihitung dengan inflasi.

Menjadi orang kaya, mungkin banyak yang menganggap kekayaan Carnegie ini berasal dari warisan. Pria Skotlandia ini ternyata tidak dijejali warisan yang banyak atau lebih-lebih diangkat anak oleh seorang miliuner, ia mengawali prestasi gilanya dari titik yang sangat rendah.

Andrew Carnegie (Sextile)

Dalam biografinya tertulis bahwa Carnegie jadi buruh sebuah pabrik. Pekerjaannya jelas ala buruh, kasar dan hanya mengandalkan otot saja. Bayarannya pun juga sangat kecil. Tapi, Carnegie seperti tak pernah putus asa. Statusnya mungkin buruh, tapi keinginannya untuk jadi lebih sukses begitu kuat. Ketika itu Carnegie masih menjadi pesuruh, kemudian perlahan namun pasti ia mulai membangun usahanya sendiri. Pittsburgh Carnegie Steel Company namanya.

Setelah punya perusahaan sendiri,ย Carnegie langsung melakukan manuver brilian lewat penggabunganย usahanya dengan beberapa perusahaan lain yang sejenis. Inilah awal dariย US Steel, yang dianggap sebagai salah satu perusahaan baja paling mentereng sepanjang sejarah Amerika. Seiring dengan perkembangan US Steel, Carnegie pun melesat dan berhasil mengumpulkan pundi-pundi banyak sekali. Di saat yang sama Carnegie bisa melihat teman-teman semasa di pabrik lamanya masih bergelut dengan peluh hanya demi gaji yang tak seberapa.

Kalau kita berada di posisi Carnegie ketika itu, sudah bisa ditebak apa yang bakal dilakukan. Pasti memiliki rumah mewah, barang mewah, dan punya koleksi mobil sport paling mahal. Tapi, sekali lagi Carnegie adalah orang yang berbeda dari kebanyakan manusia. Alih-alih memuaskan dirinya, pria ini justru gelisah dengan uang sebanyak itu.

Andrew Carnegie (Wikipedia)

Carnegie menyadari bahwa era industri di masanya membawa hal-hal buruk dalam strata sosial dan ekonomi. Yang kaya makin melejit, dan si miskin tetap terpuruk. Kemudian ia pun bergerak untuk menyeimbangkan itu lewat hartanya. Awalnya mungkin hanya jutaan dolar, tapi ia melakukannya dengan intens dan makin besar tiap waktu. Hingga puncaknya adalah ketika ia meninggal.

Tak hanya berupa uang, Carnegie juga mewasiatkan hartanya untuk menjadi sesuatu yang penting. Harta Carnegie tersebut digunakan untuk membangun 2.800 perpustakaan publik yang kini dikenal sebagai Carnegie-Mellon University di Pittsburgh, salah satu universitas riset terbaik di dunia. Selain itu, dana sumbangan Carnegie juga digunakan untuk membuat banyak proyek di New York, termasuk New York Carnegie Hall dan tempat konser.

Bagi kita yang tidak memiliki kekayaan sebanyak Carnegie, bukan berarti kita tidak harus bersedekah. Dompet boleh tipis, tapi semangat membantu dan bersedekah harus selalu ada. Bahkan, Carnegie sendiri memberi petuah, apa pun yang bisa kita lakukan asal mampu membahagiakan, itulah yang dinamakan dengan keberhasilan. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.