Fenomena hujan es melanda beberapa wilayah di Indonesia. Setelah terjadi di Surabaya Selasa (7/3/2017), hujan es ternyata melanda Majalengka Senin (13/03/2017)
Akibat hujan ini, puluhan pohon tumbang dan sejumlah fasilitas gedung dikabarkan rusak. Melansir dari Sindonews, di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, angin merobohkan puluhan motor mahasiswa yang diparkir di halaman kampus. Sebagian motor rusak tertimpa pohon tumbang.
Tak hanya itu, beberapa bagian kaca gedung juga pecah dan jatuh ke tanah. Bahkan, dikabarkan pohon yang tumbang menimpa sebuah mobil Innova putih yang sedang parkir. Lantas, apa penyebab hujan es jarang terjadi di Indonesia itu?
Hujan es terjadi dari awan cumolonimbus alias CB yang besar.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda-Surabaya Albertus Kusbagio seperti dilansir dari Bintang mengatakan, hujan es tersebut terjadi dari awan cumolonimbus alias CB yang besar. â??Butiran air super dingin tersebut menjadi es,â? terang Albertus. Pergerakan awan itu terpantau dari citra radar di wilayah Surabaya dan sekitarnya, denga ketinggian sekitar 4 kilometer.
Pada saat bersamaan suhu lingkungan yang terdampak tidak jauh berbeda seperti suhu disekitar awan tersebut.
Suhu lingkungan yang terdampak ternyata mempengaruhi terjadinya hujan es. Seperti yang terjadi di wilayah Maja dan Argapura, Majalengka. Suhu di awan itu minus 80 sampai dengan 100 derajat Celcius atau sangat dingin dan airnya berbentuk Kristal es. Sehingga ketika jatuh ke permukaan bertepatan dengan suhu udara disekitar wilayah yang juga dingin menyebabkan terjadinya hujan es.
Saat jatuh sebagai hujan, awan tersebut tidak sempat mencair.
“Air hujan itu sebenarnya dari kristal es. Saat bersamaan atau tepatnya kejadian suhu lingkungan di Maja tidak lebih panas atau cukup dingin untuk membantu terjadinya es. Sehingga saat jatuh ke permukaan masih berupa kristal es,â? ungkap Petugas Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn, seperti diwartakan Pikiran Rakyat.
Fenomena ini umum terjadi daerah tropis pada masa peralihan pancaroba.
Diwartakan Sindonews, sebenarnya, hujan es dapat turun kapan saja, dikarenakan transisi musim sekaligus puncak musim hujan. Kejadian ini juga bisa dikategorikan masuk dalam cuaca ekstrem. Hujan es biasanya berlangsung sesaat dengan disertai guyuran hujan lebat, dengan suasana yang sangat dingin.
Biasanya fenomena hujan es itu terjadi pada masa peralihan pancaroba. Namun saat ini sudah ada perimbangan. Bulan Oktober sampai April sangat berpotensi terjadinya hujan es.
Tetap berhati-hati, ya, JBers!