Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat adalah momen yang membanggakan bagi Rakyat Indonesia. Setelah selama 3,5 abad dijajah Belanda dan ditambah 3,5 tahun penjajahan Jepang, akhirnya bangsa ini menyatakan diri sebagai negara yang merdeka.
Namun tahukah Anda bahwa proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tersebut bukanlah proklamasi kemerdekaan yang pertama? Sebelumnya, teks kemerdekaan tersebut telah dibacakan oleh Dr. Sudarsono (Kepala RSU Kesambi pada 1945/sekarang RSUD Gunungjati) di Cirebon pada tanggal 15 Agustus. Naskah proklamasi yang terdiri dari 300 kata tersebut diketik oleh Sutan Sjahrir , Ketua Partai Nasional Indonesia dan dibacakan di hadapan 150-an orang (mayoritas kader Partai PNI ) di alun-alun Kejaksan Cirebon. Dan, proklamasi 15 Agustus tersebut disebut sebagai Proklamasi Cirebon
Apa benar begitu? Begini ceritanyaâ?¦
Begitu mendengar kabar bahwa Jepang menyerah pada sekutu, pemuda-pemuda Cirebon yang dikepalai oleh Sutan Sjahrir ingin agar bangsa ini secepatnya memproklamirkan kemerdekaan. Maka merekapun mendesak Bung Karno untuk segera memproklamirkan Indonesia. Namun karena kondisi politik di Jakarta yang semakin memanas, Bung Karno memilih untuk tidak tergesa-gesa. Ia menolak keinginan sebagian pemimpin muda untuk segera memerdekakan diri. Menurut Soekarno, jika proklamasi dilakukan terburu-buru, akan terjadi pertumpahan darah karena secara de facto Jepang masih berkuasa di Indonesia, sementara kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu juga belum dapat dikonfirmasi.
Meski begitu, Sjahrir berpegang pada janji Soekarno yang akan membacakan proklamasi kemerdekaan secepatnya, namun sampai tanggal 15 Agustus petang hari, janji tersebut tidak juga terlaksana sementara rakyat di Cirebon sudah gelisah dengan kepastian tersebut. Akhirnya Soedarsono membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya dari Alun-alun Kejaksaan. Namun, jejak dari naskah Proklamasi yang dibacakan itu tak lagi ditemukan, yang ada hanya Tugu Proklamasi Cirebon sebagai saksi sejarah kemerdekaan yang pertama di Indonesia itu.
Pada tanggal 16 Agustus, barisan pemuda yang tidak sabar ingin segera melihat Indonesia merdeka menculik Bung Karno ke Rengasdengklok, barulah keesokan harinya naskah proklamasi kemerdekaan yang diketik oleh Sayuti Melik tersebut dibacakan dan berita kemerdekaan bangsa ini disiarkan ke seluruh negeri. Sementara di Kota Cirebon, sebuah tugu berwarna putih dengan ujung lancip menyerupai pensil berdiri tegak di tengah jalan di dekat alun-alun Kejaksan. Tugu tersebut merupakan saksi sejarah dari Proklamasi Cirebon kala itu.(jow)