Don't be Captious

Pembangkit Listrik Tenaga Layang-layang

Ardy Messi
Ardy Messihttp://killingcr.co.cc
Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Anda pasti sudah sering mendengar tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air atau biasa disingkat PLTA. Namun, bagaimana dengan pembangkit listrik yang menggunakan layang-layang sebagai alat utama? Teknologi ini pasti masih kurang familiar di telinga.

Layang-layang yang biasa dikenal sebagai permainan tradisional untuk anak-anak ternyata juga dapat dipergunakan sebagai sumber tenaga listrik. Dengan memanfaatkan angin yang bertiup, layang-layang yang diikatkan pada generator mampu menghasilkan kekuatan listrik yang cukup untuk keperluan 10 rumah.

Sekelompok peneliti dari Universitas Deft Belanda melakukan uji coba untuk melihat seberapa besar daya yang bisa dihasilkan oleh layang-layang berukuran 10 m2. Prosesnya adalah sebagai berikut:

  1. Tali layang-layang diikat pada sambungan ke poros generator
  2. Ketika layang-layang sudah beranjak naik ke ketinggian maksimum maka ia akan menarik tali yang kemudian memutar poros hingga menciptakan induksi elektromagnetik yang akan menghasilkan listrik
  3. Jika layang-layang telah mencapai ketinggian maksimal, layang-layang turun dan tali kembali digulung, kemudian layang-layang diterbangkan kembali

Dengan ukuran tersebut, daya listrik yang dihasilkan sebesar 10 Kilowatt. Pada percobaan berikutnya, tim peneliti itu menggunakan layang-layang bernama Laddermill yang mampu menghasilkan daya sekitar 50 Kilowatt yang dapat memenuhi kebutuhan listrik 50 rumah.

BACA JUGA:  5 Sepeda Keren yang Berawal dari Sketsa dan Akhirnya Tercipta

Meskipun relatif kurang stabil dibanding menggunakan kincir angin atau batu bara, layang-layang tetap memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. Kelebihan utama dari pemanfaatan layang-layang untuk membangkitkan listrik ini adalah biayanya yang lebih murah daripada kincir angin. Selain itu, teknologi ini juga relatif lebih ramah lingkungan karena menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan juga gampang diperoleh.

Melihat kelebihan-kelebihan ini, negara-negara seperti Swiss dan Belanda pun mencoba mengembangkannya lebih lanjut. Sementara itu, di Indonesia sendiri pembangkit listrik tenaga layang-layang juga memiliki potensi menjanjikan untuk menjadi solusi alternatif bagi daerah-daerah yang mengalami krisis energi, khususnya di tempat-tempat terpencil yang belum dapat dijangkau PLN. Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis membuat negara ini memiliki kecepatan angin yang memadai bagi pengaplikasian teknologi ini. (alo)

 

 

Latest article