Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Ternyata Orang Indonesia

Hutomo Dwi

Mungkin semua orang sudah tahu kalau lagu kebangsaan Singapura berjudul “Majulah Singapura”, karena pernah diajarkan di sekolah dan juga Singapura adalah negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara. Namun tahukah kamu siapa pencipta lagu kebangsaan Singapura itu?

Bagi yang belum tahu, ternyata lagu kebangsaan Singapura itu diciptakan oleh orang Indonesia. Beliau bernama Zubir Said. Zubir Said yang berdarah Minang itu menciptakan lagu tersebut pada tahun 1958, dan digunakan sebagai lagu kebangsaan Singapura pada tahun 1965.

Selain menciptakan lagu “Majulah Singapura”, Zubir Said juga menciptakan lagu resmi Hari Anak Singapura “Semoga Bahagia”.

Dilansir dari Tribunnewscom, Kamis (4/6/2015), Zubir Said lahir pada tahun 22 Juli 1907 di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi), Sumatera Barat, Indonesia. Zubir adalah anak tertua, ia mempunyai 3 adik laki-laki dan 5 adik perempuan. ayahnya bernama Mohamad Said bin Sanang, ibunya meninggal ketika ia berumur 7 tahun.

Sebelum merantau ke Singapura pada tahun 1928, Zubir diketahui pernah bersekolah di Belanda. Panggilan hatinya untuk bermusik, membuatnya meninggalkan Belanda meskipun pilihannya itu ditentang oleh sang ayah.

Sejak kecil beliau memang sudah tertarik dengan musik. Beliau belajar suling, gitar, drum dan alat musik lainnya secara otodidak. Hingga dia dijuluki sebagai komponis dengan “Jiwa Melayu sejati.”

Di Singapura Zubir bekerja sebagai musisi, bergabung dengan Grup Bangsawan, sebuah grup opera di mana para pemainnya berasal dari Melayu. Tak lama setelah itu, pada tahun 1936 beliau memutuskan untuk bekerja di perusahanaan rekaman His Master’s Voice.

Di perusahaan itulah Zubir bertemu dengan perempuan Jawa penyanyi keroncong, Tarminah Kario Wikromo, yang kemudian dipinangnya pada tahun 1938.

Zubir dan istrinya, sempat kembali ke Indonesia, tepatnya Bukittinggi, sebelum Perang Dunia II pada tahun 1941. Namun, pada tahun 1947, beliau kembali lagi ke Singapura dan bekerja sebagai fotografer untuk surat kabar Utusan Melayu. Lalu tahun 1949, beliau menjabat sebagai pemimpin perusahaan Shaw Brothers Malay Film Production.

Tiga tahun kemudian beliau menjadi penggubah musik di salah satu perusahan penerbit film melayu, Cathay Keris, dan menjadi penulis lagu di film-film melayu.

Pada tahun 1957, untuk kali pertama karya musiknya dipentaskan secara terbuka di Teater Victoria, Singapura. Pada tahun berikutnya, 1958, Dewan Kota Singapura menetapkan salah satu komposisi Zubir sebagai lagu resmi Singapura, yang kemudian ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Singapura, berjudul “Majulah Singapura”.

Secara resmi lagu itu dikumandangkan ketika negara itu merdeka pada 9 Agustus 1965, dinyanyikan dalam lirik lagu Melayu. Lirik lagunya membangkitkan semangat Singapura untuk terus maju, bersatu untuk cita-cita mulia.

Lagu-lagu ciptaan Zubir Said yang terkenal, terutama di Singapura, antara lain, “Sang Rembulan”, “Sayang Disayang”, “Cinta”, “Selamat Berumpa Lagi”, “Nasib Malang”, “Setangkai” dan “Kembang Melati”.

Zubir tutup usia pada usia 80 tahun di Joo Chiat Place, Singapura, tepatnya pada tanggal 16 November 1987, setelah menderita penyakit lever. Ia dikubur di pemakaman Pusara Aman di Choa Chu Kang 56 Singapura.

Atas dedikasinya yang begitu tinggi di bidang musik Singapura, Zubir dianugerahi beberapa penghargaan. Pemerintah Singapura amat menghargai jasa-jasanya. Pada tahun 2004, patung Zubir pun dipajang di depan Istana Kampung Gelam, sebuah national heritage park Melayu Singapura warisan abad ke-19.

Belum diperoleh informasi apakah Zubir meninggal sebagai warga negara Singapura atau tetap berkebangsaan Indonesia. Namun yang jelas, Minang khususnya dan Indonesia umumnya, patut berbangga, salah satu putera terbaiknya telah memberikan sumbangsih untuk bangsa lain, melalui karya lagu dan musik. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.