Pemegang rekor gedung tertinggi di dunia saat ini masih dipegang oleh Burj Khalifa yang berada di Dubai. Namun tampaknya rekor tersebut bakal dikalahkan oleh gedung baru, yang sedang dalam tahap pengembangan saat ini. Gedung tersebut diklaim jauh lebih tinggi dibandingkan Burj Khalifa, dan bakal menjadi gedung tertinggi di dunia, karena atapnya menembus angkasa.
Gedung pencakar langit belum bernama yang sedang dirancang perusahaan asal Kanada untuk tujuan wisata dan sains. Rancangan perusahaan Thoth Technology ini telah mendapat paten di Amerika Serikat.
Dilansir jadiBerita dari berita yang disiarkan oleh stasiun Aljazeera, Kamis (20/8/2015), jika menara tembus atmosfer ini benar-benar akan diwujudkan, para astronot tidak perlu mengandalkan pesawat ulang alik untuk menembus orbit. Ia akan memiliki lift yang mengangkut astronot ke ketinggian 20 km di atas tanah. “Pesawat antariksa dapat turun ke puncak bangunan untuk mengisi bahan bakar,” kata sang perancang, Brendan Quine.
Ongkos perjalanan ke orbit bumi, menurut perhitungan Quine, dapat dihemat 30 persen menggunakan bangunannya. Bahan baku menara ini dirancang bertekanan rendah melalui teknologi pneumatik, sehingga manusia di dalamnya tidak mengalami efek buruk gravitasi ketika menuju puncak.
Sementara itu, Direktur Utama Thoth Technology, Caroline Roberts, jika proyek ini selesai, maka perjalanan angkasa akan semudah kita menaiki pesawat penerbangan komersil. “Jika pesawat bisa mendarat 20 kilometer di atas permukaan laut, maka perjalanan ulang alik nantinya semudah penerbangan komersial,” katanya.
Tidak dijelaskan ongkos riil membangun menara yang mencapai batas atmosfer tersebut. Selain itu, pihak pengembang belum bisa mewujudkan bangunan ini, selama teknologi tali untuk lift yang bisa melawan tekanan gravitasi belum ditemukan. (tom)