Kalimantan adalah pulau nomor tiga terbesar di dunia. Pulau ini terkenal dengan hutan tropisnya yang sangat luas dan tebal. Hampir seluruh orang Indonesia pasti mengenal tentang pulau ini, hanya saja untuk masyarakat Internasional pulau ini kadang juga dikenal sebagai Borneo. Lalu dari manakah asal nama Kalimantan dan Borneo ini?
Dilansir dari Havoc Weird, Kamis (29/10/2015), nama Borneo disebut berasal dari nama Brunei. Menurut sebuah catatan dari seorang utusan kerajaan tiongkok, pada abad ke-8 hingga ke-9, Kalimantan dikenal sebagai Po-Po-Li, Po-Ni atau Bun-Lai. Jelas sekali terdapat kemiripan nama Bun-Lai dan Brunei sehingga kemungkinan memang nama ini sudah digunakan sejak masa itu.
Ada juga yang menyebut bahwa Borneo/Borneum adalah nama alternatif untuk Kalimantan dan muncul akibat salah lafal pedagang Portugal, yang diikuti oleh orang Eropa lainnya pada abad ke-17 terhadap nama Brunei (“Barune”, menurut Negarakertagama atau “Dahak-Waruni”). Pada masa itu, Brunei merupakan salah satu pelabuhan dagang penting untuk produk kehutanan. Lorenzo de Gomez yang pertama mengunjungi pulau ini tahun 1518.
Tetapi terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa nama Borneo berasal dari nama salah satu pohon yang banyak tumbuh di wilayah tersebut pada abad ke-15. Pohon ini bernama Borneol atau pada nama latinnya dikenal sebagai pohon Dryobalanops camphora. Pemberian nama Borneo ini berasal dari bangsa Eropa yang ketika itu banyak menemukan pohon tersebut di wilayah Kalimantan.
Sedangkan menurut C. Hose dan Mac Dougall, “Kalimantan” berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, “Natural Man, a Record from Borneo” (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana).
Dalam penggunaan internasional, nama “Borneo” yang lebih banyak digunakan. Dalam konteks Indonesia, istilah ini seringkali dipakai untuk merujuk Pulau Kalimantan secara keseluruhan, termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei. Sebagai perbandingan, kata “Kalimantan” (yang sebagian besarnya merupakan bekas wilayah Kerajaan Banjar) dipakai untuk merujuk ke bagian pulau yang diadministrasi oleh Indonesia.
Jadi, kesimpulannya Borneo merupakan sebutan dari bangsa Portugis yang awalnya ditujukan untuk kesultanan Brunei, karena lidah mereka agak keseleo jadi pengucapan Brunei malah berubah menjadi Borneo, namun dalam pengaplikasian selanjutnya kata Borneo mengacu pada seluruh pulau Kalimantan (termasuk Brunei, Malaysia dan Indonesia), sementara kata Kalimantan berasal dari bahasa Malaya yang berarti gunung, ada pula yang mengatakan berasal dari bahasa sansakerta berarti panas, bahkan ada pula yang mengatakan dari bahasa Jawa yang artinya Sungai Intan. Pengaplikasian kata Kalimantan sekarang lebih merujuk kepada wilayah Indonesia saja. (tom)