Telepati dari Sudut Pandang Sains, Mungkinkah?

Telepati yang merupakan ilmu komunikasi jarak jauh selama ini dikaitkan dengan dunia spiritual. Disadari atau tidak, kita sebenarnya sering mengalami gejala-gejala dari telepati tersebut. Gejala tersebut misalnya ketika hendak mengatakan sesuatu kepada teman, namun secara bersamaan teman kita pun mengatakan perkataan yang sama dengan yang hendak kita ucapkan. Lalu, apakah telepati tidak bisa dijelaskan secara ilmiah?

Telepati bisa dibuktikan secara ilmiah, setidaknya dari hasil percobaan beberapa ilmuwan yang dilakukan pada tahun 2013 lalu. Dilansir dari Daily Mail, Jumat (15/4/2016), ilmuwan dari Duke University, North Carolina, Amerika Serikat, melakukan penelitian dengan menggunakan tikus. Mereka membuat bentuk kasar telepati pada hewan yang memungkinkan sepasang tikus menerima instruksi dengan menggunakan pikiran mereka.

Ilustrasi telepati (Okyanusum)
Ilustrasi telepati (Okyanusum)

Dengan menggunakan microchip yang ditanam pada otak mereka untuk berkomunikasi satu sama salin, sepasang tikus tersebut mampu berkolaborasi dan menyelesaikan puzzle sederhana, meskipun dalam satu eksperiman mereka terpisah jarak yang lumayan jauh.

Peneliti mengklaim bahwa ini adalah penelitian pertama penghubung dari otak ke otak (brain-to-brain interface). Keberhasilan ini meningkatkan harapan bahwa suatu hari hewan dan manusia bisa membaca pikiran satu sama lain.

“Sejauh yang dapat kami katakan, temuan ini mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bahwa saluran langsung dari perubahan informasi perilaku dapat dibangun antara dua otak hewan tanpa menggunakan bentuk komunikasi yang biasa,” kata seorang peneliti.

Jika telepati mungkin dilakukan, bagaimana cara melatihnya? Ada banyak teori cara belajar telepati. Hal yang paling dibutuhkan dalam belajar telepati adalah melatih sugesti. Saat melakukan sugesti kita harus mampu menyatukan dan menyelaraskan perkataan dengan kehendak batin kita. Di sini dapat kita pergunakan saran yang singkat, padat dan berisi. Saran yang telah diprogram harus disimpan dan direkam di alam bawah sadar kita agar alam bawah sadar kita terbiasa menerima saran ataupun sugesti positif, serta tidak mengganggu konsentrasi.

Pada dasarnya kekuatan batin bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh alam bawah sadar kita lebih dulu. Jadi sebelum mensugesti orang lain, kita harus mensugesti batin dan alam bawah sadar kita lebih dulu. Sugesti itu bisa keyakinan bahwa apapun sugesti yang kamu kirimkan pada orang lain akan mampu mempengaruhi alam bawah sadar orang tersebut.

Ilustrasi telepati (Topragizbiz)
Ilustrasi telepati (Topragizbiz)

Konsentrasi merupakan unsur lainnya dalam melakukan telepati, karena konsentrasilah yang sangat berperan untuk mencapai obyek yang hendak dituju. Namun untuk mencapai konsentrasi sempurna, seseorang harus rajin berlatih. Di antara latihan-latihan untuk mencapai konsentrasi itu kamu dapat melakukan dengan cara membaca buku sambil mendengarkan radio.

Usahakan kamu bisa berkonsentrasi pada bacaan buku yang kamu baca sehingga lama-lama kamu jadi tidak mendengar lagi suara radio. Sangat bagus bila kamu bisa membaca abjad bolak-balik tanpa salah melafalkannya, ini berarti hampir sempurna. Kalau sudah melaluinya berarti kamu akan mudah dalam melakukan konsentrasi dan telepati.

Seorang ahli telepati memang sangat dituntut harus mampu berkonsentrasi dan menciptakan visualisasi batin kepada obyek tujuannya. Visualisasi ini bisa berbentuk cahaya penghubung antara telepatis dengan obyek. Di sini perlu dijelaskan bahwa pada saat berkonsentrasi kamu harus mampu menghadirkan gambar orang yang akan menjadi obyek kamu, dengan catatan gambar tersebut harus jelas dan tidak hilang timbul.

Setelah semuanya ini kamu kuasai, barulah diisi dengan sugesti yang menjadi tujuan kamu. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kamu pernah melihat atau mengalami seorang paranormal bisa membaca pikiran orang yang menjadi lawan bicaranya. Bagi orang awam mungkin ini sangat menakjubkan, namun tidak demikian dengan orang yang menguasai ilmu telepati. Hal ini sangat wajar bagi siapapun yang menguasai telepati, atau paling tidak sudah mampu mensugesti alam bawah sadarnya.

Kesimpulannya, telepati bisa dibilang tidak termasuk ke dalam hal-hal supranatural, dan masih bisa dijelaskan oleh sains. Telepati ini bisa dilakukan oleh semua orang, asalkan memiliki konsentrasi tinggi, serta latihan yang tentunya tidaklah ringan. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Kari Terpedas di Dunia, Berani Memakannya?

Mengenal Gadis Penerus Einstein yang Jauh dari Gaya Hidup Kekinian