Dunia adalah sebuah tempat yang sangat luas. Tak mungkin ada seorang manusia pun yang mampu menjelajahinya dalam hitungan hari. Namun, berkat bantuan sebuah alat yang bernama peta dunia, semua menjadi sesuatu yang sangat mungkin dilakukan. Jangankan satu hari, hanya dengan hitungan jam saja, manusia bisa menjelajah seluruh tempat di seluruh dunia dengan peta. Lalu bagaimanakah awal pembuatan peta dunia hingga bisa menjadi seperti sekarang? Berikut sejarahnya, seperti dihimpun jadiBerita dari berbagai sumber.
Peta dunia periode awal
Peta dunia pertama kali dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2300 sebelum masehi. Peta yang diciptakan bangsa ini berbentuk tablet yang dibuat dari bahan tanah liat. Memang, ilmu kartografi di zaman Yunani kuno ini berkembang sangat pesat. Saat itu, konsep Aristoteles yang menyebutkan bahwa bumi itu berbentuk bulat telah banyak diketahui dan diamini oleh benyak ahli filsafat dan ahli bumi lainnya.
Meski tak banyak yang berhasil membuktikan kebenaran konsep Aristoteles tersebut, namun sangat sedikit orang yang meragukan konsep tersebut. Ilmu Kartografi mencapai puncak kejayaannya di Yunani dan Roma berkat kerja keras Ptolemaeus, yang lebih dikenal dengan nama Ptolemy pada 85 sampai 165 sebelum masehi.
Dia berhasil menciptakan sebuah peta dunia yang digambarkan berdasarkan pembagian Garis Lintang atau Latitude sekitar 60 derajat Lintang Utara (N) sampai dengan 30 derajat Lintang Selatan (S). Dia juga menulis sebuah karya besar yang disebutnya “Geographike Hyphygesis” (Guide to Geography), yang merupakan acuan ilmu Geografi yang mendunia.
Peta dunia periode pertengahan
Selama periode pertengahan, peta dunia khususnya peta-peta wilayah Eropa sangat didominasi oleh pengaruh dan cara pandang agama. Peta yang berkembang pada masa pertengahan ini disebut dengan peta T-O. Pada peta ini Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah bagian timur yang berorientasi pada bagian atas peta.
Pemahaman mengenai bentuk bumi yang bulat secara perlahan mulai mengalami perkembangan, terlebih saat bangsa Viking melakukan penjelajahan di utara Atlantik pada abad ke 12. Pada periode ini, Perkembangan kertografi semakin mengalami kemajuan dengan banyaknya peta dunia yang ditulis tangan oleh bangsa-bangsa yang berada di wilayah Arab dan Mediterania.
Peta dunia periode kejayaan
Ilmu Kartografi mengalami kejayaannya pada abad ke-15. Kejayaan ilmu ini diawali dengan penemuan alat pembuat peta. Peta pada abad ke-15 sudah dicetak menggunakan papan kayu yang sebelumnya sudah diukir berupa peta. Baru pada abad ke-16, alat cetak yang terbuat dari tembaga mulai bermunculan. Alat cetak dari tembaga ini manjadi patokan dasar pembuatan peta hingga teknis fotografis dikembangkan.
Pada abad ke-16 terdapat seorang ahli pembuat peta dunia yang bernama Gerardus Marcator yang berasal dari Flandes, sebuah kota di Negara Belgia. Dia mengembangkan proyeksi silindris untuk pembuatan peta global dan navigation chart. Dan pada tahun 1569, peta dunia pertama berdasarkan proyeksi silindris ini berhasil dia terbitkan.
Peta dunia modern
Pada abad-17 sampai saat ini, Ilmu kartografi semakin berkembang. Pembuatan peta berdasarkan metode-metode ilmiah mampu menggambarkan dunia secara lebih akurat dan tampak nyata. Pemetaan pada periode modern ini dilakukan dengan menggabungkan potret udara hasil dari pengindraan jauh dan pengecekan lapangan.
Pada periode 1980an, paradigma pembuatan peta di atas kertas mulai tergeser dengan munculnya Geographic Information Systems (GIS), yang memungkinkan gambaran peta terlihat semakin nyata. (tom)