Di Balik Penemuan Baterai oleh Alessandro Volta

Seperti yang sudah diketahui, setiap harinya Google Doodle menampilkan ilustrasi-ilustrasi tentang kejadian yang terjadi di tanggal tersebut. Nah, hari ini (18/02/2015) Google menampilkan ilustrasi baterai karya Mark Holmes karena hari ini adalah hari ulang tahun ilmuwan asal Italia, Alessandro Volta.

Beratus tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1745, Alessandro Volta dilahirkan di kota Como yang sekarang menjadi bagian utara Italia. Keluarga Volta adalah salah satu keluarga bangsawan di sana.

Di umurnya yang ke-29, tahun 1774, Volta meraih gelar profesor bidang fisika di Royal School, Como. Setahun kemudian, Volta memodifikasi serta mempopulerkan electrophorus, alat yang dapat memproduksi listrik statis. Usahanya dalam mempopulerkan alat ini membuatnya dikenal sebagai penemu elecrophorus tersebut, walau sebenarnya pada tahun 1762 Johan Wilcke, ilmuwan asal Swiss sudah berhasil membuat alat serupa.

Sekitar tahun 1776-1778, Volta memfokuskan diri pada unsur kimiawi yang terdapat dalam gas. Setelah membaca tulisan karya Benjamin Franklin tentang udara yang bisa meledak, Volta mempelajari serta menemukan unsur metana. Selain itu Volta juga mempelajari tentang apa yang sekarang dikenal sebagai kapasitansi listrik. Usaha Volta di bidang ini membuat namanya diabadikan sebagai satuan untuk potensi listrik.

Beberapa tahun kemudian, terinspirasi dari konsep listrik yang terdapat di tubuh binatang yang ditemukan oleh Luigi Galvani, Volta melakukan eksperimen pada seekor katak. Dia mengganti kaki katak tersebut dengan selembar kertas yang sebelumnya direndam di air garam karena menurut Volta yang penting dari gerak katak bukanlah kakinya, melainkan cairan yang ada di kaki katak tersebut. Eksperimennya ini ternyata berhasil membuat Volta menemukan seri elektromekanik.

Penemuan Volta di bidang fisika tak berhenti di situ saja. Di bawah pengaruh William Nicholson, Tiberius Cavallo serta Abraham Bennet, Volta menciptakan sebuah tumpukan elektrik yang kemudian dikenal sebagai baterai.

Baterai ciptaan Volta ini terdiri atas 2 elektroda yang terbuat dari besi dan tembaga. Di atas tumpukan elektroda ini adalah elektrolit yang terbuat dari asam sulfur dicampur dengan air garam. Susunan ini membuat baterai Volta ini dapat menciptakan tenaga listrik.

Sama seperti banyak temuan lainnya, baterai pertama ini masih memiliki kelemahan. Asam sulfur yang terdapat di dalamnya cukup berbahaya. Selain itu, daya yang dihasilkan juga cepat habis seiring berjalannya waktu karena hidrogen yang ada di dalam baterai tersebut tidak dapat dikeluarkan.

Walau begitu, penemuan ini tetap merupakan salah satu penemuan paling berguna bagi umat manusia. Volta pun mendapatkan penghargaan dari Napoleon Bonaparte untuk keberhasilannya di bidang fisika ini. (alo)

 

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Air & Api, Sekuel Film Si Jago Merah

5 Lagu One Direction Paling Banyak Digemari