Don't be Captious

Menurut Sains, Ternyata Libur Weekend Terlalu Pendek

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Hari Jumat, biasanya para pekerja dan para mahasiswa sudah akan menikmati indahnya akhir pekan yang bisa kita nikmati di hari Sabtu dan Minggu. Namun tak sedikit juga para pekerja dan mahasiswa tetap masuk hari Sabtu.

Akhir pekan adalah hari di mana kita seharusnya menjauhkan diri dari layar komputer dan banyak mengistirahatkan mata dan fisik kita dari berbagai kesibukan. Namun sepertinya sains merasa jumlah waktu kita untuk berakhir pekan ternyata terlalu pendek.

Berbagai riset ilmiah dalam bidang medis, kecukupan istirahat, sains kognitif, dan psikologi organisasi, ternyata merasa bahwa akhir pekan harusnya lebih lama dan hari kerja seharusnya mengambil waktu lebih pendek. Menurut survey yang dilakukan organisasi bernama Families and Work, di Amerika Serikat ada beberapa perusahaan yang menerapkan libur akhir pekan lebih lama untuk para karyawannya, yaitu berjumlah 3 hari.

Liburan (Brighter Life)
Liburan (Brighter Life)

Ada beberapa alasan kenapa sains menyarankan libur akhir pekan sebaiknya menjadi 3 hari. Yang pertama adalah alasan kesehatan. Berlama-lama di kantor atau bekerja ternyata sangat buruk bagi jantung kita, dan hal ini sudah dibuktikan dari berbagai penelitian ilmiah. Terdapat sebuah penelitian terbaru tentang hal ini yang dilansir dari Science Direct, di mana jika seseorang bekerja 55 jam per minggu atau lebih, 33 persen lebih beresiko terkena stroke. Para pekerja lembur juga 13 persen lebih beresiko terkena serangan jantung.

BACA JUGA:  Ini 5 Keuntungan Tidur Larut Malam Menurut Sains

Alasan kedua adalah bertambahnya kuantitas dan kualitas tidur. Seseorang yang bekerja kurang dari 40 jam per minggu ternyata akan punya lebih banyak waktu tidur. Hal ini bertolak belakang dengan mereka yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu, di mana mereka akan lebih susah memejamkan mata. Hal ini cukup pelik, waktu istirahat mereka lebih sedikit namun jauh lebih susah mendapat tidur yang berkualitas. Hal ini disebabkan oleh stres. Jika seseorang punya banyak tugas yang harus dikerjakan, setiap harinya yang dipikirkan hanya tugas selanjutnya, dan istirahat yang cukup tak akan pernah tercapai.

Kalender (Money)
Kalender (Money)

Alasan ketiga adalah untuk membuat orang tidak emosional. Kerja lebih lama membuat seseorang capek berlebihan. Orang yang lelah berlebihan dan terpaksa harus ‘melek,’ ternyata adalah orang yang lebih emosional. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal NCBI, seseorang yang energinya sedang terkuras, akan cenderung salah dalam menangkap emosi seseorang. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Sagepub, pasangan akan lebih sering bertengkar ketika salah satunya kurang istirahat.

BACA JUGA:  Ilmuwan Ungkap Kematian Bisa Ditunda?
Kalender (Hargatop)
Kalender (Hargatop)

Alasan yang terakhir adalah kualitas pekerjaan akan meningkat. Dengan waktu libur sebanyak 3 hari, kualitas pekerjaan akan meningkat dan lebih produktif. Hal ini dibahas oleh Sarah Green Carmichael melalui kirimannya di media Harvard Business Review, di mana pada abad ke-19 silam adalah pertama kalinya buruh meminta pengurangan jam kerja menjadi 10 jam dan akhirnya turun jadi 8 jam, di mana sebelumnya kerja mereka lebih dari 11 jam per hari. Namun dari permintaan tersebut, manajemen justru terkejut karena output benar-benar jauh meningkat dibandingkan sebelumnya.

Jadi, apakah kamu setuju jika waktu libur akhir pekan bertambah jadi 3 hari? (tom)

Latest article