Seperti yang kita ketahui, kebanyakan warga keturunan Tionghoa di Indonesia terjun ke dunia usaha, dan sangat sedikit yang menjadi abdi negara. Di antara yang sedikit itu adalah Liliana Wijaya Jonni, perwira pertama (pama) di Polres Balikpapan.
Pada pandangan pertama, mudah menebak kalau Lili, panggilan akrabnya, adalah sosok keturunan Tionghoa. Kulit putih, bermata sipit, dan satu lagi; bersenyum manis. Meski berbalut seragam polisi, pembawaan dara manis ini selalu ramah. Selain memang kepribadiannya yang mudah bergaul, hal ini dilakukannya karena tuntutan tugas.
Perwira berpangkat Inspektur Dua (Ipda) berusia 23 tahun itu, kini menjabat sebagai Kanit Regident Polres Balikpapan sejak awal 2017. Sebelumnya, ketika lulus Akpol tahun lalu 2015, Lili langsung ditempatkan di Polda Kaltim, dengan tugas awal sebagai Ka SPK Polres Balikpapan, kemudian Kanit Dikyasa.
Di Polda Kaltim, Lili tercatat satu-satunya polisi keturunan Tionghoa yang muslim. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir di Jakarta namun besar di Jepara, Jawa Tengah. â??Baru saya (menjadi polisi), paling banyak jadi pedagang,â? ungkapnya seperti dikutip dari Polrigoid, Jumat (3/3/2017).
Garis keturunan Tionghoa didapatkan Lili dari ibunya, Sri Astuti, yang lahir di Jepara namun besar di Sintang, Kalbar. Ayah dan ibu Sri atau kakek dan nenek Lili penduduk asli Sintang, yang kesehariannya menggunakan bahasa â??Khekâ?. Sedangkan ayahnya, Jonni Amidal asli Sumatera Barat.
Ada cerita menarik dari orangtuanya ketika dulu hendak menikah sangat susah, karena ibunya keturunan minoritas. â??Cerita Amoi (panggilan ibu saya) dulu susah menikah kalau berbeda etnis, namun akhirnya jadi juga,â? ujar Lili, lulusan Akpol 2015 ini sembari tersenyum.
Lili sejak kecil bercita-cita menjadi polisi. Makanya, selulus SMA 1 Jepara 2010, dia langsung mendaftar calon polisi. Mengikuti serangkaian tes, Liliana lolos. Namun, kala itu penentuan kuota dilakukan secara nasional. Lili pun gagal, dan sempat down dalam masa-masa kesedihan. Bahkan ibunya juga ikut sedih. â??Saya baru kali pertama lihat ibu nangis, ya waktu itu,â? kata Liliana yang nyaris meneteskan air matanya ketika bercerita.
Beberapa bulan kemudian, kesedihan mulai pudar. Dia pun terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk mendaftar kembali pada 2011. Berkat tekad dan usaha, Lili meraih urutan satu nasional penerimaan Akpol. â??Allah memuluskan proses pendaftaran hingga mengikuti serangkaian pendidikan akhirnya lulus pada 2015,â? katanya. Dan inilah yang membuat keluarga besarnya bangga.
Dalam waktu dekat, pemilik gelar STK ini akan melanjutkan S-2 bidang transportasi di Leeds University, Inggris. â??Kebetulan ada beasiswa, saya mengurus dan alhamdulillah lolos,â? ucapnya.
Semoga sukses untuk Lili dalam karier dan pendidikannya. (tom)