Menelusuri Uniknya Kampung Bali di Cina, Warganya Saja Pakai Bahasa Pulau Dewata!

Linda

Kampung Cina di Indonesia memang bukan hal yang aneh. Kampung bernuansa merah dengan lampion-lampion cantik, memang umum dan hampir selalu ada di Indonesia. Namun bagaimana dengan Kampung Indonesia yang ada di Negeri Tirai Bambu?

Meski terdengar belum wajar, nyatanya ada, lho, Kampung dengan nuansa Indonesia di Cina. Di Cina, tepatnya di Kota Quanzhou, Provinsi Fujian, terdapat sebuah perkampungan yang sangat unik bernama Kampung Bali. Yup, Bali Pulau Dewata!

Seorang warga Indonesia bernama Sutianto ditemani beberapa pelajar Indonesia, salah satunya Refgy, mahasiswa di Huaqiao University, Quanzhou melakukan perjalanan di kampung unik ini. Menurut pengakuannya, seperti yang ia tuang dalam blog Kompasiana, di Cina ada juga perkampungan Indonesia lain seperti Kampung Jawa hingga Sumatera di Quanzhou, namun Kampung Bali terbilang paling solid di antara perkampungan Indonesia di Quanzhou.

Letak Kampung Bali juga pasalnya cukup strategis, dari stasiun kereta cepat Quanzhou hanya butuh waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan bus. Yang terunik, di halte pemberhentian bus terdapat papan bertuliskan ‘Kampung Bali Nansan’.

Saat tiba di tempat ini, nuansa khas Bali sudah begitu terasa. Apalagi disambut dengan bangunan berbentuk gapura dan pura juga umbul-umbul berwarna-warni yang identik dengan suasana Bali. Di kampung yang berpenduduk mencapai 700 orang ini terdapat tulisan “Selamat Datang di Kampung Bali” dan tulisan “Kampung Bali Indonesia”.

Kompasiana

 

Seperti di Indonesia, perkampungan Bali juga dikelilingi perbukitan sehingga tampak asri dan rapi. Yang paling menarik lagi, warga Kampung Bali berkomunikasi menggunakan Bahasa Bali, bukan bahasa Mandarin, lho! Tak hanya itu saja, di Kampung Bali juga kerap menampilkan tarian dan menyajikan berbagai sajian panganan khas bali seperti lawar, tum, hingga nasi kuning.

Namun generasi muda di sana rata-rata kini hanya mengerti sedikit tentang Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali. Maklum saja, mereka telah terlahir dan bersekolah di China yang sehari-hari menggunakan Bahasa Mandarin.

Foto: halte bus kampung Bali di Quanzhou

 

 

 

Masih menurut Sutianto, Kampung Bali berdiri di Kota Quanzhou sejak 1961. Mereka datang dari berbagai kabupaten di Provinsi Bali. Kepulangan warga keturunan Tionghoa ke tanah leluhurnya di China karena adanya Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 10 Tahun 1959 yang menyebutkan larangan bagi orang asing berusaha di bidang perdagangan eceran. Bagi yang tak setuju dengan aturan itu, mereka memilih kembali ke China.

Foto: Pertunjukan Seni Warga Kampung Bali Pada Sebuah Acara

 

Pada awal-awal kedatangan pun mereka sempat merasakan penolakan dan tinggal di tempat sempit. Namun, seiring berjalannya waktu, kini Pemerintah Tiongkok membangunkan hunian layak huni bertingkat atau mirip rumah susun. Bagi yang memiliki uang, warga Kampung Bali memilih membangun sendiri rumahnya.

Selain mendapat perhatian dari sisi infrastruktur, warga kampung Bali juga memperoleh uang pensiun. Uang pensiun diberikan bagi kaum pria dan wanita. Rata-rata mereka menerima uang pensiun paling sedikit RMB 2.000 atau setara Rp 4 juta per bulan dari Pemerintah China.

Foto: Hunian Awal untuk Warga Kampung Bali

 

 

Wah, luar biasa ya ada Kampung Bali di Cina.

Linda

fun-writer. joy-reader!