TikTok Membatasi Filter Wajah Cantik Untuk Remaja Dibawah 18 Tahun, Ini Alasannya

Must read

Tantri Widya
Tantri Widya
Suka hal-hal yang berhubungan dengan teknologi dan media sosial. Mahasiswa yang sedang berjuang menggapai cita-cita.

Sobat JBers, pernahkah kamu merasa insecure setelah lihat wajah orang lain yang “sempurna” di media sosial? Kalau iya, kabar ini mungkin bikin kamu lega. TikTok, salah satu platform media sosial paling hits di dunia, baru saja bikin gebrakan. Mereka bakal membatasi penggunaan filter kecantikan untuk pengguna di bawah 18 tahun! Keputusan ini dibuat karena banyak penelitian menunjukkan kalau filter semacam itu punya dampak negatif buat kesehatan mental, terutama soal kepercayaan diri dan pembentukan identitas anak muda. Perubahan ini bakal diterapkan secara bertahap, dan akan di perkenalkan di seluruh dunia.

Kenapa Filter Kecantikan Dibatasi?

Kamu pasti tahu dong kalau filter di TikTok itu banyak banget macamnya? Nah, filter yang bikin wajah lebih mulus, bentuk wajah berubah, atau mata dan bibir jadi lebih “wow” ternyata bisa bikin standar kecantikan nggak realistis. Akibatnya, banyak remaja jadi merasa nggak puas sama penampilan aslinya. Bahkan, penelitian dari Internet Matters menunjukkan kalau penggunaan filter seperti ini bisa memicu masalah emosional, kayak kecemasan atau depresi.

Ada perbedaan besar, nih, antara filter “lucu” (seperti kuping kelinci atau topeng lucu) dan filter yang mengubah wajah secara drastis. Kalau yang lucu-lucu dianggap aman, filter yang bikin wajah lebih “sempurna” justru jadi perhatian serius, terutama buat para orang tua, remaja, dan ahli psikologi.

Apa yang Akan Berubah di TikTok?

Tenang, filter yang sifatnya kreatif dan lucu tetap bakal ada kok. Tapi, buat filter yang memengaruhi penampilan asli, TikTok bakal membatasinya hanya untuk pengguna berusia 18 tahun ke atas. Kebijakan ini bakal dilakukan bertahap, dengan pengawasan ketat biar hasilnya benar-benar efektif.

Langkah ini adalah bagian dari upaya TikTok untuk melindungi pengguna muda. Selain soal filter, mereka juga bakal lebih ketat mengawasi akun-akun yang dibuat oleh anak di bawah 13 tahun, yang sebenarnya dilarang menggunakan platform ini.

Perketat Aturan Umur dan Hapus Akun Ilegal

TikTok memang punya aturan umur minimal 13 tahun, tapi faktanya banyak anak yang memalsukan usia atau pakai akun orang lain buat tetap bisa akses. TikTok nggak tinggal diam; mereka bakal lebih aktif menghapus akun-akun yang nggak sesuai aturan. Tahun lalu aja, ada sekitar 6 juta akun yang dihapus secara global karena melanggar kebijakan usia.

Kalau ada akun yang dihapus tapi merasa itu salah, TikTok tetap kasih opsi buat mengajukan banding, kok. Tapi, tantangannya adalah gimana menyeimbangkan privasi pengguna dengan keamanan pengguna muda.

Langkah Lain untuk Dunia Digital yang Lebih Aman

Selain membatasi filter kecantikan, TikTok juga punya beberapa program lain buat bikin platform-nya lebih ramah, terutama buat remaja. Contohnya:

  1. Kontrol orang tua yang diperluas – Orang tua bisa memantau waktu penggunaan dan jenis konten yang diakses anak.
  2. Edukasi digital – Kampanye buat meningkatkan kesadaran anak muda soal risiko perbandingan sosial dan dampak negatif eksposur berlebihan.
  3. Kerja sama dengan NGO – TikTok juga berkolaborasi dengan organisasi yang peduli soal keamanan online buat mengadopsi praktik terbaik.

Data di Balik Keputusan Ini

Buat kamu yang penasaran, angka-angka ini mungkin bikin kamu mikir ulang. Studi global mencatat, sekitar 75% remaja sering pakai filter, dan lebih dari 50% merasa kurang puas sama penampilan asli mereka setelah menggunakannya. Di Indonesia, yang jadi salah satu negara pengguna TikTok terbanyak, tren ini malah makin mengkhawatirkan.

Di Indonesia sendiri, fenomena ini juga relevan. Para ahli, termasuk dari Asosiasi Psikiatri, sudah lama mengingatkan tentang bahaya filter kecantikan yang bisa memicu gangguan citra tubuh pada remaja.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Walau langkah ini diapresiasi banyak pihak, TikTok nggak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya:

  • Sulitnya memastikan usia pengguna – Banyak yang masih curi-curi buat bikin akun.
  • Resistensi dari pengguna – Ada remaja yang mungkin merasa kecewa karena fitur favorit mereka dibatasi.
  • Persaingan antar platform – Media sosial lain yang masih menawarkan fitur serupa bisa jadi pelarian.

Influencer Juga Punya Peran Penting

Nggak bisa dipungkiri, para influencer adalah salah satu alasan kenapa filter kecantikan begitu populer. Tapi belakangan, banyak dari mereka mulai mendukung gerakan “cintai wajah alami” dan mengajak pengikutnya buat nggak bergantung sama filter. Walau begitu, tetap ada yang menganggap filter sebagai bentuk ekspresi kreatif.

Penutup

Sobat JBers, langkah TikTok ini memang patut diapresiasi. Bukan cuma buat menjaga kesehatan mental, tapi juga untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan aman. Yuk, bantu sebarkan tulisan ini ke teman-teman kamu di media sosial. Siapa tahu, informasi ini bisa jadi langkah awal buat lebih bijak dalam menggunakan teknologi.

Latest article