Nikola Tesla, Penemu Radio yang Terlupakan

Selama ini, diketahui kalau penemu radio adalah Guglielmo Marconi. Meski demikian, ternyata pada masa sebelum Marconi, sudah ada yang menemukan radio. Dia adalah Nikola Tesla. Pertanyaannya adalah mengapa dirinya tidak disejajarkan dengan Thomas Alva Edison, Einstein, dan lain-lain? Padahal dirinya bisa dibilang merupakan pencipta remote kontrol pertama, orang yang pertama kali memikirkan tentang radar, penemu radio, teknologi wireless, dan tentu saja penemu motor listrik serta arus listrik AC (Alternating Current). Memang Nikola Tesla jarang disebut-sebut, sehingga tidak banyak yang tahu mengenai dirinya. Lalu siapakah Nikola Tesla itu? Berikut penjelasannya yang sudah dihimpun JadiBerita dari berbagai sumber.

Nikola Tesla, lahir di Smiljan yang saat itu bagian dari Kerajaan Austro-Hungarian (kini Yugoslavia) pada tanggal 9 Juli 1856. Pertama kali hijrah ke New York, AS, pada tahun 1884, ia hanya bermodal uang 4 sen, dan kopor berisi beberapa artikel teknik yang ditulisnya di Beograd dan Paris, sebuah buku kumpulan puisi karyanya, dan beberapa kalkulasi teknis mesin terbang. Namun, di kepala lelaki bermata dalam dan biji mata agak terang (padahal, biasanya keturunan Slavia bermata gelap) telah tersimpan semua detail tentang generator arus AC polyphase, yang kemudian jadi dasar instalasi pembangkit listrik tenaga air di air terjun Niagara tahun 1895, serta sebagai standar mesin industri.

Tesla dianggap sebagai salah satu penemu terpenting dalam sejarah dan merupakan salah seorang teknisi terbesar dalam akhir abad ke-19 dan abad ke-20. Tesla merupakan seorang perintis elektromekanik, tanpa kabel, dan daya listrik. Ia berketurunan Serbia dan menjadi warga negara Amerika Serikat pada 1891 selagi bekerja di negara tersebut.

Paten Tesla dan kerja teorinya merupakan dasar dari daya listrik arus bolak-balik (bahasa Inggris: Alternating Current, AC) modern termasuk distribusi daya polyphase, dan motor AC, yang ia umumkan pada Revolusi Industri Kedua. Setelah pendemonstrasian komunikasi tanpa kabel pada 1893 dan memenangkan “Perang Arus”, Tesla dianggap sebagai salah satu teknisi listrik AS terhebat.

Di New York, Tesla bekerja untuk Thomas Alva Edison. Ia merancang 24 jenis dinamo. Namun keduanya tidak pernah cocok. Maka, pada bulan April 1887 Tesla mendirikan laboratorium sendiri. Dalam waktu singkat ia membuktikan, sistem arus AC (bolak-balik)-nya jauh lebih hebat dibandingkan dengan sistem DC (searah) Edison. Hebatnya, kurang dari setahun ia telah mematenkan sekitar 30 karya. Malah 20 tahun berikutnya ia menelurkan penemuan di bidang teknik listrik dan radio dalam jumlah yang mencengangkan. Sayang, serangkaian kecelakaan memusnahkan banyak tulisannya. Mana mungkin ia mengingat setiap tanggal penemuannya? Namanya sebagai penemu pun sering terabaikan.

Untung, ada usaha untuk meluruskan. Misalnya, Tesla, bukannya Marconi, adalah penemu sirkuit pencari gelombang yang jadi dasar radio. Pahitnya, fakta ini ditentukan Pengadilan Tinggi AS tepat di tahun kematiannya. Sebenarnya masih berjajar kemungkinan gelar lain, seperti peneliti pertama sinar katoda dan sinar X, radiasi ultraviolet dari arus berfrekuensi tinggi dan efek terapinya terhadap tubuh. Ia pula yang merancang nenek moyang tabung lampu fluorescent, serta mengembangkan alat serupa laser. Salah satu penemuan yang mengabadikan namanya adalah kumparan Tesla (Tesla Coil).

Karena kreativitasnya, tahun 1912 Tesla dinominasikan untuk hadiah Nobel di bidang ilmu fisika. Tapi ia menolak. Ia lebih merasa berhak memperoleh pada tahun 1909 atas Nobel yang dianugerahkan pada Marconi. Alasannya, pada 1898 di Madison Square Garden, New York, ia mendemonstrasikan perahu radio kontrol.

Berbeda dengan Marconi, Tesla sangat peduli dengan transmisi energi bukan cuma dalam jumlah kecil berupa sinyal radio, tapi juga energi besar listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri. Malah tahun 1899 ia membangun stasiun pengirim tenaga listrik raksasa di Colorado Springs, di dataran tinggi Rocky. Instalasi itu serupa lumbung berukuran 60 meter persegi. Tepat di tengah atap ada rangka menara setinggi 60 m. Di puncaknya terpasang bola tembaga berdiameter 90 cm. Di dalam bangunan ada kerangka bulat berdiameter 23 m yang dipagari lalu dililit kawat sebagai kumparan utama pemancar, kumparan kedua berdiameter 3 m menempel langsung di tiang.

Prinsip kerjanya serupa dengan mainan ayunan anak-anak. Dorongan ringan akan mulai menggerakkannya, dorongan yang sama di saat yang tepat, akan membuat ayunan makin tinggi. Demikian pula rangkaian dari getaran listrik, frekuensi yang diterima tepat pada kumparan utama, akan menghasilkan getaran yang akan makin besar dan hasilnya makin tinggi di kumparan kedua. Getaran di tiang dihubungkan dengan kumparan kedua Tesla akan membangkitkan gelombang radio frekuensi tinggi yang mampu berjalan jauh ke belahan lain bumi secara bolak-balik.

Yang cukup membuat kontroversi adalah Tesla diduga telah mengembangkan senjata rahasia yang diklaim bisa menghancurkan apapun, sehingga tiap bangsa yang memilikinya tak akan pernah kalah melawan musuh, dan merupakan senjata pertahanan yang tepat. Namun temuannya itu tak pernah ditemukan hingga kini. Ketika Tesla meninggal pada tanggal 7 Januari 1943, beberapa agen FBI masuk kamarnya, membuka brankas mini, dan mengambil semua dokumen yang diduga berisi detail rancangan senjata rahasia. Hanya saja tidak ada keterangan mengenai lokasi keberadaan senjata rahasia tersebut.

Oleh karena hanya kepribadian eksentriknya yang terlihat ganjil dan klaim-klaim anehnya tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang yang secemerlang Tesla pun pada akhirnya diasingkan, serta dicap sebagai ilmuwan gila (mad scientist). Akhirnya, sebagian besar orang di dunia, lebih mengenal Thomas Alva Edison, daripada kejeniusan seorang Nikola Tesla. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

5 Film Wajib Tonton Bulan Mei

5 Momen yang Bikin Kangen Masa SD