Tidak mau kalah dengan negara lain, generasi muda di Indonesia kini semakin banyak melakukan inovasi dengan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Salah satunya adalah mahasiswi dari Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB), yang berlokasi di Cikarang Pusat, Bekasi. Dia berhasil mengembangkan sepeda tenaga surya. Namanya Giasa Lutfiah.
Giasa menamakan sepeda buatannya itu Energy Bike. Sebelumnya memang sudah banyak tercipta sepeda bertenaga surya. Namun Giasa membuat sepedanya dengan pendekatan desain produk industri. Jadi Energy Bike tidak sekedar menerapkan solar cell namun mempertimbangkan aspek ergonomic, material, penampilan dan kelayakan produksi.

“Aspek tersebut adalah hal penting untuk produk yang fungsional, bagus penampilan dan bernilai ekonomi,” kata Giasa seperti dikutip dari Okezonecom, Senin (28/12/2015).
Gadis berjilbab ini menuturkan, listrik didapat ketika sepeda menyerap sinar mentari melalui solar cell selama 5 jam. Lalu sepeda bisa dipakai berkeliling dengan kecepatan 20 km/jam selama 2 jam dengan jarak jelajah sepanjang 40 km. Beban yang dapat dibawa sepeda ini maksimal 100 kg.
“Sepeda ini awalnya didesain sebagai transportasi mahasiswa ITSB. Survei menyatakan mahasiswa ITSB menempuh waktu rerata dari kampus ke rumah kurang dari dua jam dengan jarak tempuh kurang dari 40 km. Sepeda ini bisa menjadi alternatif transportasi selain mobil dan motor,” paparnya.
Menurut Giasa, keunggulan sepeda ini selain bertenaga surya adalah tidak dilengkapi pedal dan rantai. Sehingga ketika listriknya habis bisa dikendarai dengan mode otoped. Dia juga membuat sepedanya ramping meski di dalam pijakannya terdapat berbagai macam komponen seperti baterai 12 volt, controller dan power booster.
“Desain minimalis ini dipilih agar industri tertarik memproduksi massal sepeda saya,” imbuh Giasa.
Cewek kelahiran 23 Juli 1994 ini mengaku menghabiskan waktu satu tahun untuk menyelesaikan proyeknya. Bahkan dia rela merogoh kocek tabungannya hingga Rp10 juta untuk membuat Energy Bike tersebut. Ke depan, ujar Giasha, produk akan dikembangkan ke bentuk yang lebih artistik sesuai dengan perkembangan teknologi sel surya.

Rektor ITSB Ari Darmawan Pasek mengaku bangga dengan hasil karya mahasiswanya tersebut. Menurut dia, produk ramah lingkungan seperti ini perlu diproduksi massal karena alam sudah mengalami perubahan iklim. Apalagi energi matahari adalah energi terbarukan yang potensial. Sepeda listrik ini juga cocok dipakai di kawasan perumahan atau industri.
Ari menuturkan, dia akan mencari sponsor pihak swasta untuk membantu memproduksi massal sepeda buatan Giasa menjadi transportasi di kampusnya. Nanti mahasiswa yang turun dari bus di terminal kampusnya bisa menggunakan sepeda ke dalam kampus yang berjarak 1 km.
“Saya akan meminta Sinar Mas untuk membantu memproduksi sepeda bertenaga surya ini,” terangnya. (tom)