Bukti Ilmiah Mata Tak Bisa Bohong Saat Mulut Berdusta

Hutomo Dwi

Mata adalah jendela hati, Istilah itu ternyata bukan hanya sekadar istilah belaka. Pasalnya, lewat mata, kita jadi tahu emosi seseorang, bahkan kita juga jadi tahu apakah seseorang itu berbohong atau tidak melalui mata. Tidak percaya? Ini bukti ilmiahnya.

Ketika sedang sedih atau khawatir, orang akan mengerutkan kening mereka, yang membuat mata terlihat lebih kecil. Namun ketika sedang ceria, alis akan terangkat dan pupil mata membesar, dan kita menyebutnya mata orang itu terlihat lebih besar dan lebih terang.

Mata (Gizmodo)
Mata (Gizmodo)

Dilansir jadiBerita dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh Current Directions in Psychological Science, psikolog Sebastiaan Mathot dan Stefan Van der Stigchel berpendapat, bahwa fungsi pupil bukan hanya sebagai pengatur cahaya yang masuk ke mata.

Ukuran pupil adalah cerminan emosi dan niat dari pemiliknya. Menurut para peneliti, respon cahaya pupil bukan hanya reaksi mekanik semata. Saat kita menggeser pandangan dari satu tempat ke tempat lain, ukuran pupil akan menyesuaikan dengan jumlah cahaya di tempat-tempat pandangan kita berlabuh.

Selain cahaya, ukuran pupil juga berubah ketika pemiliknya sedang terangsang. Tubuh memiliki jaringan alarm yang disebut sistem saraf otonom yang mempersiapkan kita untuk merespon situasi di sekitar kita. Saat kita berjalan di tengah hutan rimba, sistem saraf otonom akan terus waspada. denyut jantung dan napas meningkat, mulai berkeringat, otot menegang dan pupil mata membesar.

Hal yang sama terjadi, saat kita bertemu lawan jenis yang menarik perhatian dengan gaya yang menggoda. Detak jantung dan napas kita akan semakin cepat, seraya ukuran pupil membesar.

Psikolog mengatakan, pelebaran pupil adalah isyarat yang jujur untuk kepentingan seksual atau sosial pemiliknya. Itu karena ukuran pupil tidak di bawah kontrol sadar kita. Mulut kita bisa tersenyum palsu, namun pupil tidak bisa diperintah untuk membesar atau mengecil sesuka hati.

Mata (io9)
Mata (io9)

Psikolog juga mengatakan, bahwa ukuran pupil memiliki dua fungsi yakni eksplorasi dan eksploitasi. Ketika kita sedang menjelajahi lingkungan yang masih asing, pupil membesar untuk mencari kemungkinan, adanya ancaman dan peluang yang baik. Ini disebut fungsi eksplorasi. Sementara fungsi eksploitasi pupil mulai bekerja saat mengamati benda-benda di sekeliling kita dengan lebih detail untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi visual. Dua fungsi ini menempatkan emosi kita pada tahap berjaga, sehingga pupil akan membesar.

Dengan demikian, sains dapat membuktikan kalau mata itu tak bisa bohong, seperti halnya mulut yang terkadang melontarkan kata-kata dusta. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.