12 Kepercayaan Mengenai Matahari

Ardy Messi

Matahari merupakan sumber kehidupan. Tanpa Matahari tumbuhan tidak bisa berfotosintesis dan bila tumbuhan tidak bisa berfotosintesis maka hewan dan manusia tidak akan bisa mendapatkan oksigen untuk hidup.

Oleh sebab itu, komponen terpenting kehidupan manusia selain air adalah matahari. Ada berbagai macam kepercayaan atau mitos yang dipercaya sebagian orang untuk menghormati matahari itu sendiri. Mari kita simak.

1. Dewa Matahari Mesir atau Ra

Dewa Matahari (Foto: dictio.id)

Para firaun meminjam namanya dan meklaim diri mereka anak dari Dewa Ra. Dikarenakan kemampuan Matahari untuk menciptakan kehidupan, Dia juga dipercaya menciptakan dewa-dewa yang lain. Dia dipersonifikasikan menaiki kapal daripada menaiki kereta kuda, tidak hanya penguasa angkasa namun penguasa neraka saat malam.

Dia dipercaya lahir setiap hari seperti Matahari yang selalu terbit di ufuk timur. Para firaun meminjam namanya dan meklaim diri mereka anak dari Dewa Ra. Dikarenakan kemampuan Matahari untuk menciptakan kehidupan, Dia juga dipercaya menciptakan dewa-dewa yang lain. Dia dipersonifikasikan menaiki kapal daripada menaiki kereta kuda, tidak hanya penguasa angkasa namun penguasa neraka saat malam. Dia dipercaya lahir setiap hari seperti Matahari yang selalu terbit diufuk timur.

2. Amaterasu

Amaterasu (Foto: Indozone)

Amaterasu adalah dewi matahari agama Shinto. Ketika saudara laki-lakinya Susanowo memperlakukannya dengan buruk, ia bersembunyi di dalam gua surga dan menutup pintu masuk dengan sebuah batu besar. Hal ini membuat dunia menjadi gelap, dan roh-roh jahat keluar dari tempat persembunyian mereka. Hampir berputus asa, para dewa memutuskan untuk mengelabui Amaterasu agar keluar dari persembunyiannya dengan cara membuat pesta besar di dekat gua.

Mereka memasang cermin besar di depan gua dan perhiasan indah di pohon. Uzume, Dewi pembuat tawa, mulai menari diiringi musik keras. Mendengar musik dan tawa, Amaterasu menjadi penasaran, ia mengintip untuk tahu apa yang sedang terjadi. Dia begitu terpesona dengan refleksi dirinya di cermin yang cahayanya begitu indah dan akhirnya dia keluar dari gua sehingga dunia kembali menjadi terang.

3. Dewa Apollo

Dewa Apollo (Foto: Grid ID)

Dalam legenda Yunani Kuno, Dewa Apollo merupakan anak dari Zeus, penguasa Olimpus berkendara dengan kereta yang ditarik oleh kuda-kuda berapi menjelajah angkasa setiap hari untuk menyinari dunia. Dia dihormati dalam berbagai bentuk dan penjelmaan, Apolo digambarkan menyinari semuanya tidak hanya dalam bentuk matahari namun menjelma dalam segala sesuatu yang menerangi jiwa seperti musik, pemikiran logis maupun alasan – alasan yang mendatangkan pemahaman.

Friedrich Nietzsche, filsuf Jerman abad ke-19 mendeskripsikan bagaimana dia menggambarkan kecendrungan Apolonian sebagai pembawa impuls, disiplin dan menstrukturisasi ketidakrasionalan yang tersimpan dalam ekspresi manusia.

4. Huitzilopochtli, Dewa Matahari dan Perang Suku Astek

Huitzilopochtli (Foto: mexicodesconocido.com)

Nama Huitzilopochtli adalah kombinasi dari dua kata bahasa Nahuatl (bahasa Aztec) yakni huitzilin, yang artinya burung kolibri, dan opochtli, yang artinya kiri nama Dewa ini secara harafiah diartikan sebagai “Burung Kolibri disebelah kiri” atau bisa juga disebut Burung Kolibri bertangan kidal.

Penamaan ini mengantarkan pencitraan Huitzilopochtli seperti burung kolibri berwarna hijau kebiruan atau seorang ksatria yang berbaju baja dan helmnya berbentuk sayap burung kolibri. Tapi suku Astek juga mempercayai ksatria-ksatria yang mati akan menjelma kembali menjadi burung kolibri yang datang dari selatan.

Jadi penamaan lain Huitzilopochtli artinya “Ksatria yang bangkit dari kematian datang dari selatan”. Para suku Astek mempercayai Dewa Matahari mereka bertarung melawan kegelapan dan membutuhkan darah dari hati manusia sebagai sumber kehidupannya, sehingga untuk mempersembahkan makanan kepada Dewa mereka menawarkan dirinya sendiri sebagai kurban.

5. Legenda Sepuluh Matahari

Legenda 10 Matahari
Legenda 10 Matahari

Pada jaman dahulu, pernah terdapat sepuluh Matahari di mitologi Cina. Mereka akan melakukan pengembaraan bersama ibunya, Dewi Xihe. Sampai suatu hari mereka memutuskan untuk muncul secara bersama-sama.

Kombinasi dari panasnya kesepuluh matahari ini melebihi panas dari Ayah mereka sendiri, Dijun yang kemudian meminta kepada mereka untuk tidak bersikap seperti itu. Namun perintahnya tidak di turuti anak-anaknya, sehingga Dijun mengirimkan pemanah Yi untuk memanah sembilan matari dan hanya meninggalkan satu matahari.

6. Dewa Matahari dan Bulan Suku Inuit

Suku Inuit (Foto: Kumparan)

Inuit, suku yang tinggal di Alaska, Greenland dan Kutub Utara, menjelaskan keberadaan matahari dan bulan dalam legenda dewa bulan Anningan dan adiknya, Malina dewi matahari. Cerita bergulir ketika dua orang kakak beradik ini tinggal bersama, dan suatu hari bertengkar hebat. Malina bergegas pergi dan Anningan mengikutinya.

Tidak diketahui alasan yang menyebabkan mereka bertengkar atau tentang kenapa Annningan mengikuti Malina, apakah untuk meminta maaf atau justru melanjutkan pertengkaran mereka. Tapi karena Anningan terus melakukan pengejaran dan lupa untuk makan sehingga dirinya menjadi kurus dan lebih kurus, yang mana menjelaskan fase bulan itu sendiri.

Ketika Bulan menghilang, suku Inuit percaya bahwa Anningan sedang pergi mencari makan. Dan saat periode bulan baru dia memulai pencariannya lagi. Ketika akhirnya Anningan mampu mengejar Malina maka terjadilah gerhana matahari.

7. Lugus

Dewa Lugus (Foto: Kumparan)

Seperti kebanyak dewa sebelum agama Kristen muncul, Dewa Lugus bangsa Celtic atau Dewa Lugh di Irlandia di ingat dalam berbagai legenda sebagai sosok raja bermental ksatria brilian dan cerdik yang membantu bangsa Irlandia dalam peperangan melawan raksasa. Pemimpin kaum raksasa, yang dikenal sebagai bangsa Formonian adalah Balor, seorang dewa jahat dari neraka yang sebenarnya adalah kakek Lugus.

Kekuatan Balor terdapat dalam benda seperti mata berkekuatan magis, tapi saat perperangan Lugus berhasil melemparkan sebuah batu ke rongga mata musuhnya tersebut sampai benda itu terdorong kebelakang kepalanya sehingga menyemburkan tembakan ke pasukan yang berada dibelakang Balor.

Lugus digambarkan memiliki berwajah banyak dipuja saat adanya ritual kesuburan, kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru dan siklus panen. Cerita kemenangannya itu, mirip dengan sejumlah cerita mitologi yang ada di Indo-Eropa, dimana seorang pahlawan yang muda dan gagah berani membantu pendukungnya yang tertindas dan terjajah oleh orang jahat.

8.Dewa Matahari Mitologi Nordik

Dewa Freyr (Foto: Mythology Source)

Dalam mitologi Nordik, Freyr adalah pemimpin perdamaian, kesuburan, hujan dan sinar matahari. Dia adalah seseorang yang kuat. Legenda mengatakan bahwa Freyr mengendarai babi hutan bernama Gullinbursti, yang dapat melintasi langit dan laut.

Ketika bosan, ia dapat mengarungi samudra dengan kapalnya, Skiobloanir, yang merupakan kapal terbaik di Skandinavia. Ketika kapal itu tidak dipakai, Freyr akan melipat dan menyimpannya dalam sakunya.

9. Surya, Dewa Matahari dalam Agama Hindu

Dewa surya
Dewa surya

Berdasarkan mitologi Hindu kuno, Surya, sebagai Dewa Matahari, mencerminkan wujud yang sangat suci, satu yang dapat secara langsung dapat diamati.Digambarkan sebagai seorang pemuda berkulit merah dengan tida mata dan empat tangan, biasanya pencitraannya dengan kereta kuda yang ditarik tujuh kuda atau juga satu kuda berkepala tujuh. Surya juga dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan dipuja berbagai kuil dan festival di India. Dewa Matahari juga dipercaya membawa keberuntungan terlihat dari banyaknya kios di India memasang simbol matahari diatas pintu kiosnya.

10. Lisa dan Mawu

Dewa lisa mawu
Dewa lisa mawu

Suku Fon dan Ewe yang tersebar diseluruh Ghana, Benin dan Togo mempercayai Dewa Matahari yang bernama Lisa dan Dewi Bulan yang bernama Mawu yang merupakan kembar yang berasal dari satu jiwa. Keduanya dianggap sebagai pencipta alam semesta, Mawu mewakili ibu dan kesuburan sementara Lisa sebagai perwujudan dari panas, kerja keras dan kekuatan.

11. Shamash

Shamash (Foto: Soundcloud)

Dewa Matahari dalam mitologi Sumeria. Bangsa Sumeria tinggal lebih dari tiga ribu tahun yang lalu di Mesopotamia. Wilayah Mesopotamia terletak didekat lembah-lembah sungai Tigris dan Efrat. Ia mewakili juga dewa keadilan karena dapat melihat segala sesuatu di bumi. Oleh sebab itu, Shamash digambarkan sebagai penguasa yang duduk di atas tahta.

Shamash dan istrinya, Aya, mempunyai dua anak. Kittu mewakili keadilan, dan Misharu mewakili hukum. Setiap pagi, setelah pintu gerbang ditimur terbuka, Shamash akan muncul. Ia melakukan perjalanan di langit, dan memasuki gerbang di Barat. Dia berjalan melalui neraka di malam hari menuju ke timur untuk keesokan harinya.

12. Inti

Dewa Inti (Foto: Wikipedia)

Inti merupakan dewa matahari dan nenek moyang suku Inca. Suku Inca tinggal di daerah Amerika Selatan pada jaman Peru kuno. Di sisa kota Machu Picchu, terdapat jam yang beroperasi dengan bantuan bayangan matahari yang dipersonifikasikan sebagai perjalanan matahari yang diwakili Inti. Inti dan istrinya Pachamama, dewi bumi, dianggap sebagai dewa yang dermawan.

Menurut sebuah mitologi kuno Inca, Inti mengajari anaknya Manco Capac dan putrinya Mama Ocollo tentang seni peradaban dan mengirim mereka ke Bumi untuk mengajarkan manusia mengenai apa yang sudah mereka pelajari. Inti dirayakan pada saat Festival Inti Raimi di Cuzco, Peru sampai sekarang.

Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.