Pernahkah terbayang olehmu bagaimana jika sebuah kota diisi oleh wanita? Apalagi jika wanitanya cantik-cantik. Untuk para lelaki pasti ingin segera meluncur ke sana, ya. Ini nyata, lho, ada sebuah kota yang dibuat khusus untuk wanita.
Kota itu berada di Noiva do Cordeiro, Menas Gerais, sebuah kota kecil di Brasil. Di sini memiliki 600 orang penghuni yang seluruhnya adalah perempuan berusia antara 20 hingga 35 tahun. Perempuan di sini memiliki paras yang rupawan.
Kota unik ini mulai didirikan pada akhir abad 19 oleh seorang wanita bernama Maria Senhorinha de Lima. Saat itu, Maria dipaksa menikah oleh orangtuanya dengan seorang pria. Karena dikucilkan akibat dicap sebagai penzina, akhirnya pada tahun 1891 ia ‘terdampar’ di sini.
Kota yang akhirnya ia beri nama Noiva do Cordeiro ini menjadi tempat tinggal Maria bersama dengan para wanita lajang yang ia rangkul untuk hidup bersamanya. Maka jadilah desa ini berisi kumpulan wanita cantik.
Para pria tentu saja ingin mengunjungi kota ini. Namun tak semudah itu, peraturan di desa ini amat ketat, lho. Para pria tak dapat dengan mudahnya dapat berkunjung ke kota ini. Sebagian para perempuan ini memang sudah menikah. Namun, para suami harus bekerja jauh dari kampung halamannya dan hanya boleh kembali pada akhir pekan. Duh!
Sementara itu, jika ada yang melahirkan anak laki-laki, akan diminta meninggalkan kota itu saat berusia 18 tahun. Sehingga tak ada pria lain yang diizinkan tinggal di kota yang terletak di sebuah lembah terpencil, sekitar 96 kilometer dari kota Belo Horizonte ini.
Tidak diizinkannya pria di desa ini bukan tanpa alasan. Pada 1940, seorang pendeta Anisio Pereira memperistri seorang perempuan muda berusia 16 tahun dan mendirikan gereja di komunitas itu. Namun, pendeta Anisio kemudian menerapkan aturan ketat, yaitu melarang warga minum minuman keras, mendengar musik, memotong rambut, atau menggunakan alat kontrasepsi.
Alhasil ketika pendeta itu meninggal tahun 1995, para perempuan di Noiva do Cordeiro memutuskan bahwa mereka tak lagi harus menuruti semua perintah dari pria karena mereka dapat hidup dan membangun kota tanpa bantuan pria.
Mereka akhirnya berhasil. Hingga kini kota ini sangat terorganisir sangat baik. Mereka mengerjakan semua hal sendiri, mulai dari bertani, merencanakan pembangunan kota, hingga ritual keagamaan. Tak heran jika di sini selalu terlihat sejuk dan aman walaupun harus berjalan di malam hari.
“Dapat dikatakan, para wanita jauh lebih bertanggung jawab dibandingkan kaum pria,” ujar Rosalee Fernandes (49) salah seorang penduduk di Noiva do Cordeiro seperti dilansir dari Liputan6.com.
Para wanita pun saling bahu membahu satu sama lain. Jika terjadi perselisihan, mereka dapat mengatasinya dengan baik. Hidup dengan rukun sangat terlihat dari masyarakat Noiva do Cordeiro.
Namun, warga Noive de Cordeiro menghadapi satu masalah utama, yaitu meski para perempuan ini berparas cantik, mereka kesulitan mencari pasangan hidup. Kini di saat mereka kekurangan pria lajang, mereka membuat komunitas untuk mengajak para pria, yang bersedia beradaptasi dengan dunia perempuan, untuk tinggal di kota kecil itu.
Kehidupan di Noiva do Cordeiro begitu menyenangkan dan nyaris tanpa kekurangan. Apalagi ditambah bukit-bukit yang terhampar dengan cantiknya, pepohonan yang tinggi serta desiran angin yang sejuk membuat masyarakat tak ingin pergi dari kota yang satu ini.