JB’ers suka makan martabak? Martabak merupakan salah satu jajanan kaki lima yang paling laris di Indonesia. Pedagang martabak biasanya menjajakan makanannya mulai pada pukul 17.00 sore hingga malam. Tak heran jika kuliner ini sering dijuluki sebagai kuliner malam.
Martabak di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yakni martabak asin atau martabak telur dan martabak manis atau martabak bulan. Kedua jenis martabak ini sama-sama memiliki porsi yang tidak bisa dihabiskan sendiri sehingga martabak sering dipesan untuk disantap beramai-ramai bersama dengan keluarga dan teman-teman.
Belakangan ini, martabak mengalami banyak inovasi, mulai dari penampilan hingga citarasanya agar terlihat unik dan mampu bersaing dengan kuliner kekinian. Tapi tahukah kamu kalau ternyata ada martabak legendaris yang terbilang unik dan menarik sehingga masih tetap eksis hingga sekarang.
Martabak piring merupakan jenis martabak manis yang dibuat dengan campuran bahan yang sama seperti martabak manis kebanyakan, yakni dengan telur, tepung, mentega, gula, dan garam. Lalu apa yang membuatnya unik dan berbeda dari kebanyakan martabak manis lainnya?
Sesuai dengan namanya, martabak piring dibuat dengan menggunakan piring untuk memanggangnya, bukan menggunakan loyang besi layaknya martabak manis pada umumnya. Loh kok bisa? Memangnya piringnya tidak pecah? Tenang saja JB’ers, piring yang digunakan merupakan piring enamel atau kaleng yang tahan panas sehingga tidak akan pecah.
Martabak piring merupakan kuliner kaki lima yang paling terkenal di kota Medan, Sumatera Utara. Kuliner ini dicetak dengan cetakan piring yang berdiameter sekitar 20 cm lalu dipanggang di atas arang sehingga aromanya sudah pasti wangi dan berbeda. Ditambah lagi penyajiannya dengan menggunakan alas daun pisang sehingga terasa sekali unsur tradisionalnya.
Salah satu tempat yang menjual martabak piring adalah Martabak Piring Murni yang berlokasi di Jalan Tjong Yong Hian No.43, Pasar Baru, Kora Medan-Sumatera Utara. Martabak Piring Murni sudah dirintis sejak tahun 1974 dan diturunkan secara turun menurun hingga beberapa generasi.
Berhubung martabak ini adalah martabak legendaris, jadinya citarasa yang dimiliki adalah citarasa martabak manis yang klasik alias hanya memiliki topping cokelat, kacang, dan keju saja. Ada dua jenis tekstur yang ditawarkan yakni tebal dan tipis. Kalau martabak tipis cenderung terasa lebih garing, sedangkan yang tebal terasa lebih moist.
Harga yang ditawarkan untuk satu porsi martabak piring ini mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 7.500 saja. Harga yang aman khan buat kantong kamu JB’ers? Martabak Piring Murni bisa menghabiskan hingga 20 kg adonan setiap harinya. Meski terdapat kurang lebih sepuluh tungku pemanggang yang siap memanggang martabak, tapi tetap saja antrian di Martabak Piring Murni bisa membuat kamu tepok jidat karena bisa membuat kamu antri lama, apalagi saat weekend. Martabak Piring Murni buka setiap harinya mulai pukul 17.30 hingga 23.30. Tapi disarankan untuk datang pada jam-jam setelah buka sekitar pukul 18.00 hingga 19.00 karena antriannya yang panjang. Selamat mencoba kelezatan jajanan tradisional yang murah meriah ini JB’ers! (jow)