Bangga, Ada Masjid Bernama Indonesia di Maroko

Hutomo Dwi

Maroko adalah salah satu negara di benua Afrika yang memiliki ikatan sejarah cukup erat dengan Indonesia. Hal ini salah satunya dibuktikan oleh keberadaan sebuah masjid megah yang diberi nama Masjid Indonesia.

Masjid Indonesia berada di kota Kenitra, Maroko. Masjid Indonesia berdiri megah sudah sejak lama dan masih berfungsi dengan baik hingga kini. Meski demikian, tak banyak yang tahu tentang keberadaan masjid ini.

Masjid Indonesia (Panoramio)
Masjid Indonesia (Panoramio)

Di papan nama masjid yang dipasang di atas pintu utama bangunan, tertulis dengan jelas nama ‘Masjid Indonesia’ dalam huruf Arab. Masjid ini terletak tepat di samping Souk Houriya, kawasan Biranzaran, Kenitra dan hingga saat ini masih menjadi salah satu pusat pengajaran dan pemberantasan buta huruf serta kegiatan pengajian komunitas Muslim sekitar.

Dari segi arsitektural, Masjid Indonesia sedikit berbeda dengan masjid-masjid di Maroko pada umumnya. Kabarnya, beberapa arsitek yang terlibat dalam pembangunan masjid ini didatangkan khusus dari Indonesia.

Perbedaan mencolok terlihat pada bangunan menara masjid. Bila menara masjid Maroko umumnya berbentuk balok yang tinggi menjulang, menara Masjid Indonesia berbentuk segi empat lurus ke atas. Atap masjid ini juga jauh berbeda dengan atap kebanyakan masjid di Maroko. Atap Masjid Indonesia berbentuk rangkaian limas yang dipadu menjadi satu.

Menara Masjid Indonesia (Panoramio)
Menara Masjid Indonesia (Panoramio)

Konon, warga asli Kenitra pun tak banyak yang tahu tentang masjid ini kecuali kaum tua. Sementara anak-anak muda Kenitra lebih mengenal masjid ini sebagai Masjid Maolay yang diambil dari nama putra Mahkota Maroko, Maolay Hasan.

Seperti yang telah disebutkan di awal, Maroko memiliki sejarah yang cukup erat dengan Indonesia. Selain memberi nama Masjid Indonesia, di Maroko juga ada nama jalan bernama Jalan Jakarta, bahkan Jalan Bandung. Bahkan, di kota Rabat, Ibukota Maroko, juga ada ruas jalan bernama Rue Sukarno (Jalan Sukarno). Semua itu adalah bentuk penghargaan pemerintah Maroko (kala itu) di bawah pemerintahan raja Muhammad V atas jasa Indonesia dan Bung Karno dalam mendukung kemerdekaan Maroko dari Prancis. (tom)

 

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.