Di Indonesia, permainan petak umpet merupakan permainan tradisional yang banyak dilakukan oleh anak-anak kecil, meskipun sekarang sudah jarang anak yang melakukan permainan ini. Namun siapa sangka, permainan yang tampak remeh di Indonesia ini ternyata memiliki kejuaraan internasional.
Kejuaraan internasional petak umpet ini bernama Nascodino World Championship. Kejuaraan ini merupakan ajang perlombaaan petak umpet se dunia yang digelar di Italia. Tahun lalu perlombaan digelar pada tanggal 3-4 September 2016 dan diikuti 64 tim dari seluruh dunia. Nascodino sendiri adalah istilah Italia yang bermakna ‘hide and seek’ atau di Indonesia populer disebut petak umpet.
Kejuaran internasional itu digelar tepatnya di Consonno, sebuah desa di kaki pegunungan Alpen, Lombardi, Italia utara. Desa tersebut mulanya disebut sebagai desa berhantu karena telah puluhan tahun tak berpenghuni.
Kejuaraan ini dimulai sejak tahun 2010 di Bergamo oleh CTRL Magazine (sebuah perusahaan kecil di Italia), yang mana awalnya perlombaan ini diselenggarakan hanya sekedar hiburan untuk warga di sekitar. Di tempat inilah yang sebelumnya disebut sebagai kawasan berhantu, berubah menjadi acara tahunan yang tumbuh dengan setiap tema yang diangkat. Pertandingan kejuaraan ini berlangsung selama dua hari, atau sampai terpilihnya pemenang utama.
Meskipun permainannya cukup sederhana, rupanya syarat untuk mengikuti kejuaraan ini cukup kompleks. Selain anggota tim harus berusia minimal 18 tahun, mereka harus membayar biaya pendaftaran sebesar 125 Euro atau sekitar Rp 1,8 juta.
Mengenai aturan kejuaraan ini tak jauh berbeda dengan permainan petak umpet biasa. Dilansir dari situs resminya, Nascondino World Championship, Kamis (5/1/2017), dalam satu tim, secara acak akan ditunjuk satu orang yang bertugas untuk bersembunyi, sedangkan para pemain lain mencari dia. Untuk mencari tempat persembunyian, satu pemain hanya punya waktu selama 60 detik, sedangkan para pemain lainnya menutup mata.
Setelah masa 60 detik berakhir, pemain yang bersembunyi punya waktu 10 menit untuk meraih matras atau kasur di tengah lapangan tanpa diketahui pemain lainnya. Apabila gagal, pemain itu tidak akan mendapatkan poin.
Selama dua hari penyelenggaraan kejuaraan, akan dicari pemain yang paling banyak berhasil bersembunyi tanpa diketahui lawan.
Meski terdengar mudah, kenyataannya tidaklah demikian. Para pemain dari tim yang ikut kejuaraan ini umumnya berprofesi sebagai pemain rugby dan pemain sepak bola yang memiliki kemampuan berlari kencang dan teknik yang bagus dalam men-tackle lawan.
Michele Zeffino, peserta dari Nascondino World Championship tahun 2014 mengatakan bahwa bagian yang paling sulit dari permainan ini adalah pada saat memutuskan kapan untuk keluar dari tempat persembunyian. Dia menambahkan, setiap tim memiliki strategi sendiri yang mereka sangat rahasiakan dan telah dirancang jauh-jauh hari sebelum kejuaraan dimulai.
Sementara itu, Giorgio Moratti, penyelenggara kegiatan tersebut mengatakan bahwa sejauh ini kejuaraan tersebut memang masih hanya digelar di Italia. Namun, mereka memiliki keinginan untuk menjadikan ajang itu bisa digelar di negara-negara lain. Apalagi sejak digelar pertama kali pada enam tahun silam, jumlah pendaftar terus mengalami peningkatan lebih dari 4 kali lipat, yakni dari 15 tim pada 2010 menjadi 64 tim pada 2016. Dia berharap, semoga di perlombaan tahun depan dapat menarik lebih banyak pesaing dari luar negeri.
Berikut ini videonya untuk kejuaraan tahun 2015 dan 2016.
(tom)