Pendaki Indonesia kembali menorehkan prestasi. Dua orang pendaki perempuan Indonesia, Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23), berhasil menapakkan jejaknya di puncak tertinggi Antartika, Vinson Massif, hari Rabu, 4 Januari 2017, sekira pukul 23.48 waktu setempat atau pada hari Kamis, 5 Januari 2017, pukul 09.48 waktu Indonesia.
Kedua mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) itu sekaligus mencatatkan sejarah baru sebagai pendaki putri Indonesia pertama yang mencapai puncak tertinggi di Kutub Selatan tersebut.
“Tim mencapai puncak setelah menempuh pendakian hampir 12 jam dari High Camp,” tutur Nadya A Pattiasina, petugas Humas The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU), seperti dikutip dari Kompascom, Senin (9/1/2017).
“Sepanjang perjalanan cuaca cerah, namun angin kencang yang terus bertiup membuat dingin lebih menusuk,” tutur Nadia mengutip laporan Hilda. Suhu setempat dilaporkan minus 33 derajat Celcius. Kondisi kedua pendaki sehat walau masih sedikit kelelahan.
Pendakian ke puncak tertinggi benua Antartika yang memiliki ketinggian 4.892 meter di atas permukaan laut itu dilakukan keduanya dengan penuh perjuangan sejak Minggu, 1 Januari 2017.
Secara bertahap tim, bergerak dari ketinggian 2.800 MDPL lalu menuju kamp tertinggi terakhir sebelum puncak Vinson Masssif di ketinggian 3.770 MDPL.
“Selamat, sangat bangga dan bersyukur. Kami ucapkan terima kasih untuk berbagai pihak yang membantu dan mendoakan,” ujar Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang.
Sebelum mendaki Vinson Massif, kedua mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unpar itu sudah menggapai puncak Carstensz Pyramid (4.884m) pada 13 Agustus 2014, Gunung Elbrus (5.642m) 15 Mei 2015, Gunung Kilimanjaro (5.895m) pada 24 Mei 2015, serta Gunung Aconcagua (6.962m) pada 1 Februari 2016.