Kini, sudah semakin banyak metode yang bisa digunakan bagi orang yang ingin menurunkan berat badannya alias diet. Mulai dari diet golongan darah, OCD, hingga diet mediterania. Rata-rata diet-diet ini juga aman dan tak berisiko untuk kesehatan. Namun beda halnya dengan zaman dulu.
Beberapa dekade lalu, ada seseorang yang hingga kini dikenal punya metode diet paling ekstrem sepanjang sejarah. Dia adalah Angus Barbieri, seorang warga negara Skotlandia. Semua bermula ketika Barbieri datang ke bagian kedokteran di Royal Infirmary of Dundee, Skotlandia, pada tahun 1965. Saat itu Barbieri mengutarakan maksudnya untuk mengatasi obesitas akut yang dideritanya. Ketika itu, berat Barbieri memang bisa dibilang ekstrem, yakni mencapai 207 kg.
Dokter yang menanganinya memberi saran ke Barbieri untuk berpuasa makanan padat selama beberapa saat. Saking semangatnya buat berdiet, Berbieri justru melanjutkan puasa makanan padatnya selama lebih dari setahun, atau tepatnya 382 hari.
Karena tak mengkonsumsi makanan padat dalam bentuk apapun, praktis Barbieri nyaris tidak makan apapun. Ia tidak makan karbohidrat seperti nasi dan roti, bahkan sayur dan buah pun juga tidak. Barbieri cuma minum air putih, teh, dan kopi saja. Hanya pada masa-masa akhir dietnya ia mulai sering mencampurkan gula dan susu ke dalam tehnya.
Dengan metode seekstrem ini, Barbieri harus terus menerus memeriksa kondisi kesehatannya. Ia bahkan harus berhenti dari pekerjaannya hanya agar berat badannya kembali ideal. Sesekali, Barbieri bahkan harus terpaksa menginap di rumah sakit dan mengkonsumsi suplemen potassium dan sodium.
Diet ekstrem Barbieri ini akhirnya berakhir pada 11 Juli 1966. Ketika mengakhiri dietnya, Barbieri kemudian makan roti, telur rebus, dan secangkir kopi hitam. Berat badannya yang sebelumnya mencapai 207 kg sekarang turun jadi 82 kg, atau turun 100 kg lebih.
â??Saya menikmati sarapan saya, meskipun masih merasa kenyang,â? kata Barbieri dalam sebuah laporan yang diterbitkan di Chicago Tribune seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (9/3/2017).
Karena metode dietnya yang ekstrem ini, Barbieri bahkan tercatat dalam Guinnes Book of Records pada tahun 1971 sebagai manusia terlama yang mampu bertahan hidup tanpa makanan padat. Selama menjalani metode dietnya ini, Barbieri juga jadi obyek studi Universitas Dundee, Skotlandia.
Pada tahun 1960-an memang banyak dokter yang menyarankan untuk puasa jangka panjang bagi yang mengalami obesitas. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1964 bahkan mengatakan bahwa puasa jangka panjang bisa jadi cara efektif untuk mengatasi obesitas. Ketika itu puasa jangka panjang paling tidak dilakukan selama 117 hari.
Akan tetapi, saat ini sudah tak ada lagi dokter yang menyarankan metode diet seperti ini. Pendapat bahwa puasa jangka panjang efektif untuk nurunin berat badan dianggap sudah tak relevan lagi saat ini. Sejumlah studi lanjutan banyak yang mengungkap pembakaran otot dan lemak dalam jumlah besar justru bisa membuat perubahan fisik yang drastis dan berpotensi memicu serangan jantung. (tom)