Belakangan ini warga di Pulau Seram, Maluku, dibuat heboh dengan kemunculan makhluk raksasa yang terdampar di pantai Desa Iha.Dilihat dari bentuknya, banyak yang menduga bahwa makhluk yang ditemukan tak bernyawa itu adalah cumi-cumi raksasa.
Dalam keterangan Kodam XVI/Pattimura hewan laut itu pertama kali ditemukan oleh warga bernama Asrul Tuanakota (37 tahun) pada pukul 21.00 WIT, Selasa (9/5) kemarin. Karena suasana gelap, dia mengira ada perahu yang bersandar.
Namun karena merasa penasaran, keesokan hari, tepatnya pagi tadi pukul 09.00 WIT, dia mengecek kembali dan ternyata melihat makhluk laut yang berukuran raksasa. Temuan itu lalu diberitahukan dia kepada warga setempat.
Belum diketahui pasti penyebab makhluk raksasa itu terdampar di pesisir pantai. Diduga makhluk itu sudah 3 hari mati sebelum ditemukan oleh warga. Saat ini kondisinya sudah membengkak.
Belum ada kesimpulan jenis binatang raksasa yang terdampar di peisisir pantai di Kabupaten Seram Barat, Maluku. Sementara menurut peneliti IPB, Mohammad Mukhlis Kamal, binatang tersebut adalah paus sperma bergigi. “Itu paus sperma jenis paus bergigi. Nama latinnya Physeter macrocephalus,” ujar Mukhlis seperti dikutip dari Kumparancom, Jumat (12/5/2017).
Menurut Mukhlis, gading sepanjang 5 meter yang menonjol dari tubuh binatang tersebut menunjukkan bahwa dia adalah golongan paus bergigi. Menurutnya paus sperma jenis ini ukurannya dapat mencapai 12 meter.
Mukhlis tidak heran dengan kemunculan binatang raksasa itu, sebab Indonesia adalah jalur lintasan mamalia yang menyeberang dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik atau sebaliknya. “Di daerah sana banyak binatang yang sering terdampar. Orang lokal sudah tahu. Cuma ini jadi heboh karena ukurannya raksasa,” ujarnya.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB ini mengatakan, ada beberapa kemungkinan penyebab paus sperma tersebut terdampar. Di antaranya karena sakit atau tersesat saat keasyikan mencari makan hingga terdampar di perairan dangkal.
Mukhlis menjelaskan, paus tidak melihat sesuatu dengan mata, melainkan menggunakan organ melon yang berada di otaknya. Melon akan melancarkan impuls yang begitu mengenai suatu objek akan dikembalikan lagi ke otak. Objek yang dimaksud bisa saja musuh, lokasi perairan atau penunjuk arah. “Jadi kalau dia terdampar di perairan dangkal, kemungkinan organ melonnya terganggu. Sederhananya, sistem navigasinya terganggu,” terangnya.