Trading saham maupun forex tidak hanya tentang kapan waktu yang tepat untuk membeli instrumen tersebut, tetapi juga kapan waktu yang tepat untuk menjualnya. Dari pengetahuan tersebut diharapkan trader bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Seorang trader yang melakukan trading tidak selalu mendapatkan keuntungan. Ada saatnya mereka juga mengalami kerugian atau biasa disebut loss dalam perjalanan investasi mereka. Namun, bukan berarti investor tidak bisa meminimalisasi tingkat kerugian tersebut.
Saat berinvestasi saham, kamu harus mempelajari bagaimana cara menentukan stop loss dan take profit saham, yang bertujuan agar kamu bisa menjual saham pada saat yang tepat. Nah, tapi sebelum itu, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu take profit dan stop loss, yuk simak penjelasan artikel berikut ini!
Sekilas Tentang Take Profit dan Stop Loss
Secara singkat take profit dapat diartikan bahwa level harga dimana trader menjual aset yang dimilikinya demi mendapatkan keuntungan. Sedangkan stop loss merupakan level harga yang mana trader menjual aset tersebut demi menghindar dari kerugian yang lebih dalam.
Istilah take profit tentunya sangat dekat dengan trader, karena biasanya mereka sering menentukan target dengan harga saham yang ingin dijual. Selain itu, istilah stop loss juga banyak dibicarakan, karena hal tersebut merupakan tindakan menjual saham untuk menghindari kemungkinan rugi saham yang lebih besar.
Berbeda dengan stop loss yang memungkinkan investor untuk membatasi besaran kerugian, take profit merupakan batasan yang digunakan untuk membatasi keuntungan yang ingin diterima. Artinya saat harga bergerak menyentuh batas take profit, maka order yang dilakukan trader akan terhenti secara otomatis.
Perbedaan yang dapat disimpulkan dari take profit dan stop loss yaitu dari pergerakan saham. Dimana take profit dilakukan ketika pergerakan saham naik, sedangkan stop loss dilakukan ketika pergerakan saham ke arah sebaliknya atau sedang turun.
Manfaat Take Profit Dalam Trading
Kemudahan yang dapat dirasakan oleh trader yaitu bisa menentukan jenis limit order yang menentukan harga pasti untuk menutup posisi terbuka dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Nah, dengan adanya take profit order ini, para trader bisa mendapatkan beberapa manfaat dari take profit.
Manfaat pertama dari take profit adalah trader tidak perlu melakukan trading secara manual, karena sudah secara otomatis terlaksana melalui take profit order. Lalu manfaat kedua yaitu trader bisa meminimalkan risiko harga saham yang mungkin akan semakin turun di masa depan.
Manfaat Stop Loss Dalam Trading
Dalam dunia trading, terdapat istilah stop loss order, istilah tersebut mengacu pada perintah yang dibuat broker untuk membeli atau menjual aset yang mereka miliki ketika harganya sudah mencapai batas tertentu.
Sehingga, beberapa manfaat yang dirasakan trader saat menggunakan strategi ini adalah bisa mempertahankan uang atau aset yang dimiliki, mencegah kerugian yang lebih buruk, dan tentu saja yang paling penting yaitu dapat menghasilkan keuntungan yang optimal.
Cara Menentukan Stop Loss dan Take Profit dalam Trading
Setelah penjelasan artikel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua level harga untuk exit point ini harus ditentukan secara hati-hati, agar trader tidak mendapatkan kerugian tajam atau gagal memaksimalkan keuntungan. Lalu bagaimanakah cara untuk menentukan stop loss dan take profit yang ideal? Yuk simak beberapa tips berikut ini!
1. Menggunakan Fixed Reward Risk Ratio
Cara yang dapat dilakukan untuk menentukan level take profit dan stop loss yang ideal adalah dengan menggunakan fixed reward risk ratio atau bisa disebut dengan rasio keuntungan dan kegagalan yang bersifat tetap. Reward risk ratio adalah rasio perbandingan kemenangan dan kekalahan trader dalam satu periode.
Fixed reward risk ratio ini dapat kamu gunakan untuk menentukan nilai take profit dan stop loss dengan cara mengalikannya dengan nilai nominal harga yang dapat kamu korbankan pada setiap trading.
Sebagai contoh, misalnya seorang day trader membuka posisi trading sebanyak 10 kali dalam satu hari. Dari 10 kali trading tersebut, 6 diantaranya mendapatkan kemenangan dan 4 sisanya mendapatkan kekalahan. Ini artinya, reward risk rasio yang dimiliki trader tersebut ialah 3:2 atau 1,5.
Untuk stop loss, level fixed reward risk ratio ini dapat kamu pasang menggunakan fitur trailing stop loss, khususnya jika toleransi risiko kamu berbentuk persentase. Hal ini bertujuan agar level harga jual untuk menghindari kerugian tersebut ikut naik ketika harga mengalami kenaikan.
2. Menggunakan Fibonacci Retracement
Fibonacci retracement merupakan cara untuk membuat garis resistance dan support berdasarkan golden ratio yang dibuat oleh Fibonacci. Keistimewaan dari garis resistance dan support yang dibuat menggunakan metode ini yaitu sifatnya yang fleksibel mengikuti perubahan harga secara otomatis. Selain itu, dalam 1 chart bisa terdapat beberapa garis tambahan sekaligus.
Hal tersebut mengingat bahwasannya golden ratio ahli matematika ini tidak hanya berkembang menjadi dua rasio saja. Dalam menggunakan indikator ini sebagai cara untuk menentukan stop loss dan take profit yang ideal, sebaiknya kamu menggunakan rasio 0.382 dan 0.618 untuk take profit dan garis dari rasio di bawahnya sebagai level stop loss.
3. Menggunakan Pola Harga
Harga saham maupun forex pasti bergerak sesuai dengan kondisi pasar pada waktu tertentu, namun disadari atau tidak pergerakan harga ini akan membentuk pola-pola tertentu. Pola ini dapat dimanfaatkan oleh trader untuk mengambil keputusan trading yang tepat, termasuk dalam hal penentuan level stop dan take profit.
Sebagai contoh, mari kita amati pola dari triangle, pola tersebut adalah pola harga yang terbentuk dari garis resistance dan support yang saling mendekat satu sama lain (Konvogen). Pola ini ditandai dengan jarak antara kedua garis tersebut yang saling mengecil.
Selain pola triangle, trader juga dapat menggunakan pola harga lain untuk menentukan level stop loss dan take profit yang ideal, seperti menggunakan pola bender (flag) atau menggunakan pola cup and handle. Hal tersebut karena setiap pola memiliki ciri dan bentuk yang berbeda, maka sebaiknya kamu perlu mempelajari setiap pola secara khusus.
4. Menggunakan Indikator Teknis
Saat ini terdapat ratusan bahkan ribuan indikator teknis berbasis olah data statistik yang digunakan dalam trading. Setiap indikator teknis memiliki ciri dan dampak tersendiri. Banyak diantara indikator teknis tersebut yang dapat digunakan sebagai acuan mematok level stop loss dan take profit yang ideal.
Sebagai contoh adalah bollinger band, indikator teknis yang dibuat oleh John Bollinger ini berupa 3 garis yang bergerak mengikuti pergerakan harga aset. Garis pertama dan ketiga merupakan garis bollinger atas dan bawah, sementara garis kedua yang terletak di tengah merupakan garis Simple Moving Average (SMA).
Singkatnya, kamu dapat memasang level stop loss pada level harga yang dilewati garis SMA dan menetapkan target profit ketika harga menyentuh garis bollinger atas (jika kamu membuka long position) dan menyentuh garis bollinger bawah (jika short seller).
Namun, karena pergerakan ketiga garis ini mengikuti pergerakan harga secara keseluruhan, maka kamu harus mempertimbangkan risk and reward ratio, agar sinyal jual dan beli yang dilakukan tidak muncul sewaktu-waktu.
Penutup
Nah, dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa take profit adalah ketika trader menjual saham pada saat harganya telah mencapai jumlah yang ditargetkan. Sedangkan stop loss adalah ketika tindakan menjual saham untuk menghindari kemungkinan rugi saham yang lebih besar.
Tentunya, buat kamu sebagai trader harus bisa menentukan kapan melakukan take profit ataupun stop loss. Oleh karena itu, dengan kemampuan tersebut kamu akan lebih mudah meraih keuntungan dari trading dan investasi saham.
Selain itu, kamu juga harus merencanakan kapan level stop loss dan take profit harus dipasang, trader juga perlu mempertimbangkan kecepatan eksekusi rencana trading tersebut. Hal tersebut dikarenakan harga saham, forex, dan aset keuangan lainnya dapat berubah hanya dalam hitungan menit dan detik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kamu dapat memasang rencana exit point menggunakan limit order dan market order jika eksekusi tersebut harus dilakukan secepatnya.
Namun, jika kamu merasa belum mampu untuk menganalisis kemungkinan risiko yang terjadi di dunia trading, ada baiknya kamu mempelajari seluk-beluk investasi dan beberapa jenis instrumennya sebelum berinvestasi di dunia saham.