Dunia kita telah mengalami perkembangan secara signifikan dari segi teknologi. Teknologi yang paling sering kita lihat dan paling sering kita gunakan adalah televisi alias TV. Tele (berasal dari Yunani, yang artinya jauh) dan Visio (berasal dari Latin, yang artinya jauh atau penglihatan) merupakan kata-kata pembentuk dari televisi. Televisi hadir sebagai jawaban akan kelemahan radio. Selain audio yang mengeluarkan suara, televisi disertakan dengan visual atau gambar yang hidup dan bergerak, yang membuat masyarakat lebih menyukai televisi dibandingkan dengan telekomunikasi lainnya.
Dilansir dari Komunikasius, Kamis (9/4/2015), awal terciptanya televisi dimulai dari ditemukannya Gelombang Elektromagnet oleh ilmuwan Joseph Henry dan Michael Faraday pada tahun 1831, lalu ditemukannya cairan kristal oleh Freidrich Reinitzeer dan Tabung Sinar Katroda oleh Karl Ferdinand Braun. Istilah televisi pertama kali digunakan oleh tokoh Rusia Constatin Perskyl pada tahun 1900 dalam acara International Congress of Electricity. Tokoh Rusia lainnya, Vladimir Zworyki, di tahun 1929 menyempurnakan Tabung Katroda dan temuannya menciptakan CRT. Lalu, tahun 1940, tokoh bernama Peter Goldmark menemukan TV berwarna untuk pertama kalinya dengan menggunakan resolusi 343 garis. Setelah Perang Dunia II usai, masyarakat dunia mulai menikmati televisi. Pada tahun 1950, televisi mulai menjamur dan menjadi pilihan masyarakat, terutama yang masih mengeluarkan warna hitam putih, walaupun televisi berwarna pun sudah ada di waktu itu.
Kemudian, pada sekitar tahun 1968, diperkenalkan televisi layar LCD oleh sebuah lembaga bernama RCA yang diketuai George Heilmeier. Pada tahun 1995 tokoh Amerika bernama Larry Webber juga menciptakan layar plasma, yang di tahun itu lebih kuat dibandingkan dengan televisi jenis lainnya. Memasuki tahun 2000-an semua jenis televisi ditingkatkan dan dilakukannya berbagai bentuk penyempurnaan, baik pada LCD, Plasma, maupun CRT.
TV mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali muncul. Pada mulanya muncul TV analog yang berbasis pada frekuensi dan sinyal, yang berdasar pada NTSC, PAL dan SECAM. Lalu, muncullah TV digital sebagai bagian dari perkembangan teknologi ini. TV digital dengan cepat mengalahkan TV analog dan cepat menyebar juga di kalangan masyrakat. Perbedaan mendasar dari TV analog dan TV digital adalah pada penerimaan gambar melalui pemancar, proses pengolahan sinyal dan pirantinya. TV Digital berdasar pada TV LCD, LED dan OLED, walaupun TV Tabung masih dapat digunakan. TV digital menggunakan sistem DSTB atau Digital Set Top Box, yang memungkinkan untuk mengubah sinyal digital menjadi suara dan gambar untuk kita saksikan di layar TV. Kelebihan TV digital dibandingkan TV analog adalah lebih hemat dalam penggunaan energi dan pengurangan noise serta saluran yang disediakan lebih banyak.
Mungkin kamu juga pernah merasakan menggunakan TV CRT atau TV tabung. TV Jenis ini memang populer sekitar tahun 1970-an hingga akhir 1990-an, karena hanya jenis ini yang tersedia saat itu. Memasuki tahun 2000-an, penggunaan TV LCD mulai marak. Bahkan, kini TV LCD sudah mulai jarang digunakan karena sudah banyak yang beralih ke TV LED. Prinsip kerja TV LCD menggunakan kristal air untuk membuat gambar, yang kemudian diubah atau konversi menjadi tampilan. Supaya dapat tampil, diperlukan cahaya dari belakang layar yang bernama fluorescent backlight atau Backlight lampu neon, yang serangkaiannya dinamakan teknologi CCFLs (Cold Cathode Flurescent Lamps). Sementara itu, TV LED (Light Emitting Diode) mempunyai prinsip kerja yang sama dengan TV LCD, bedanya hanya pada TV LED menggunakan lampu LED untuk menggantikan neon. Sedangkan pada TV OLED (Organic Light Emitting Diode) berbasis pada semikonduktor yang digunakan sebagai pemancar cahaya yang terbuat dari lapisan-lapisan organik.
Selain ketiga jenis televisi itu, ada pula TV Plasma. TV Plasma merupakan perkembangan dari TV layar datar yang beresolusi tinggi dan dinamakan plasma karena sama persis dengan cara kerjanya yang menggunakan plasma atau sejenis gas yang mampu memisahkan elektron dari inti atom dan membuat gambar. Warna dalam TV Plasma ditentukan oleh gas phospor yang berdasar pada warna RGB. Hanysa saja ada yang mengatakan kalau TV Plasma ini cukup boros listrik.
Televisi memang akan berupaya dengan segala usaha untuk tidak kalah dengan internet. Dan rasanya, televisi juga tidak akan menghilang dalam waktu yang cepat. Orang semakin banyak yang kreatif dan menemukan inovasi baru, dan semoga saja inovasi terhadap TV tetap ada supaya eksistensinya masih ada hingga tahun-tahun berikutnya. (tom)